Mengenal Sejarah Singkat Tentang Pura Luhur Uluwatu, dari Sunset hingga Wisata Religi

16 September 2023, 19:30 WIB
Pertunjukan Tari Kecak di Uluwatu Kabupaten Badung Bali /z0man/Pixabay

BULELENGPOST.COM - Berikut ini adalah sejarah singkat tentang Pura Uluwatu yan ada di Bali. Pura ini tidak saja sebagai tempat sembahyang untuk Umat Hindu, tapi juga menjadi objek wisata yang memesona.

Pura Uluwatu terletak di wilayah Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Pura ini cukup unik karena letaknya di ujung tebing setinggi sektiar 97 meter di atas kokohnya batu karang yang posisinya mejorok ke tengah Lautan.

Baca Juga: Pura Pemuteran, 4 Tirta Sakti dari Netralisir Ilmu Hitam hingga Memohon Keturunan

Pura ini tidak saja menjadi salah satu dari Pura Sad Kahyangan, tapi juga menjadi objek wisata yang setiap hari banyak dikunjungi wisatawan asing dan domestik.

Tiket masuk ke objek wisata Uluwatu sekitar Rp70 ribu-an. Di tempat ini bisa menikmati indahnya Sunset dan Tari Kecak.

Baca Juga: Apa Itu Padharman dalam Hindu Bali yang ada di Pura Besakih? Berapa Jumlah dan Nama-namanya

Sejarah Singak Pura Uluwatu

Berikut adalah sejarah singkat Pura Uluwatu yang perlu diketahui.

Bermula dari seorang pendeta Hindu bernama Danghyang Dwijendra yang mendapatkan wahyu dari Tuhan. Di mana, disaat yang bersamaan bliau pun harus pergi ke surga.

Baca Juga: Ada Puluhan Kode Redeem Genshin Impact yang Bisa Diklaim, Spesial Jumat, 15 September 2023 Tukarkan Sekarang

Danghyang Dwijendra berasal dari Jawa Timur yang berstatus sebagai bagawanta Gelgel.

Namanya populer era Dalem Waturenggong yakni sekitar 1460 hingga 1550.

Lalu, Danghyang Dwijendra bertemu dengan seorang nelayang tepat di bawah dari ujung Pura Uluwatu.

Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam, Shio Anjing dan Shio Babi hari Jumat, 15 September 2023

Nelayan itu bernama Ki Pasek Nambangan. Bagawanta Danghyang Dwijendra pun meminta kepada Ki Pasek Nambangan agar anaknya yang bernama Empus Mas di Desa Mas.

Dia menyampaikan bahwa Danghyang Dwijendra menaruh sebuah pusaka di Pura Uluwatu.

Ki Pasek Nambangan pergi dan Bagawanta yang juga dikenal dengan Danghyang Nirarta itu kemudian melakukan semadi hingga moksah.

Pura Luhur Uluwatu melaksanakan piodalan setiap 210 hari sekali yakni pada Selasa Kliwon Wuku Medangsia. ***

 

Editor: Gede Apgandhi Pranata

Tags

Terkini

Terpopuler