Langgar Perjanjian, Dubes Afghanistan untuk PBB Desak Taliban agar Disanksi

14 September 2021, 23:24 WIB
Anggota Taliban saat menodongkan senjata api pada warga sipil /Reuters

BULELENGPOST.COM - Taliban telah melanggar janjinya untuk melindungi perempuan dan  hak asasi manusia. Masyarakat internasional melalui PBB meminta pertanggungjawaban atas tindakan tersebut.

“Taliban telah bersumpah untuk menghormati hak-hak perempuan tetapi hak-hak perempuan menghilang dari lanskap,” kata Duta Besar Afghanistan untuk PBB, Nasir Ahmad Andisha kepada Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa.

Baca Juga: Game Indiana Jones Bakal Dirilis Ekslusif di Konsol Xbox

Dikutip dari Al Jazeera, Rabu, 15 September 2021, Nasir menuduh Taliban melakukan kekejaman yang meluas di Lembah Panjshir, daerah terakhir di Afghanistan yang masih melakukan perlawanan terhadap rezim Taliban. 

Dia mengungkapkan tentara Taliban melakukan pembunuhan yang telah ditargetkan untuk eksekusi langsung di tempat, termasuk anak laki-laki.

Menurutnya, penunjukan pemerintahan sementara oleh Taliban telah merusak keragaman politik dan sosial persatuan nasional Afghanistan.

Baca Juga: Perilisan Game Dying Light 2 Ditunda hingga 2022

Kabinet bentukan Taliban itu seluruhnya terdiri dari laki-laki dan sebagian besarnya adalah anggota kelompok etnis Pashtun yang membentuk basis dukungan utama Taliban. Padahal etnis tersebut hanya menyumbang kurang dari setengah populasi Afghanistan.

“Pada saat genting ini dunia tidak bisa tinggal diam. Rakyat Afghanistan membutuhkan tindakan dari komunitas internasional lebih dari sebelumnya,” ujarnya

Taliban telah membantah melakukan pelanggaran di Panjshir. Mereka yakin telah mendukung hak-hak perempuan dalam konteks Muslim. Taliban melalui pemerintah sementara juga telah berjanjia akan berkonsultasi dengan warga tentang sistem permanen masa depan yang inklusif.

Baca Juga: Desensitisasi, Terapi Mengatasi Fobia Jarum Suntik

Andisha menyerukan Dewan untuk membuat misi pencarian fakta untuk memantau tindakan Taliban. Hal ini merupakan inisiatif yang didukung oleh negara-negara Barat, meskipun menurut para diplomat langka ini justru ditentang oleh beberapa negara Asia.

Pada hari Senin, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet menegur Taliban karena bertentangan dengan janji-janji yang diumbarnya ke publik, termasuk dengan memerintahkan perempuan untuk tinggal di rumah, menghalangi gadis remaja dari sekolah dan mengadakan sweeping mantan pejabat pemerintahan.***

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler