Adakan Pertemuan, AS dan Taliban Bahas Bantuan Kemanusiaan, HAM, Hingga Terorisme

13 Oktober 2021, 09:20 WIB
Delegasi Taliban, Shahabuddin Delawar dan Khairullah Khairkhwa berfoto menjelang pertemuan dengan delegasi AS dan Eropa di Doha, Qatar, 12 Oktober 2021. /Reuters

BULELENGPOST.COM - Pembicaraan antara Amerika Serikat dan Taliban mengenai isu bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan saat pertemuan di Qatar selama akhir pekan dinilai "berbobot" oleh juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada Selasa, 12 Oktober 2021.

Dilansir dari Antara News, Rabu 13 Oktober 2021, pertemuan itu berlangsung dua hari antara perwakilan Taliban dan pejabat AS, yang mana pembahasan utama dalam pertemuan adalah akses bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Sebulan Hadapi Tekanan, Saham-saham Bank Digital Diprediksi Tetap Jadi Primadona

Pembicaraan itu diikuti oleh antara lain sejumlah komunitas intelijen dan Lembaga Pembangunan Internasional AS.

Menurut Price, pembicaraan itu berfokus pada isu keamanan dan terorisme, HAM, serta soal perjalanan yang aman bagi warga asing maupun para warga Afghanistan sekutu AS untuk meninggalkan negara tersebut.

Pemerintah AS di Washington berulang kali menyeru penguasa baru Afghanistan agar membuktikan penghormatan terhadap HAM, termasuk hak kaum perempuan dan anak perempuan, supaya mendapatkan legitimasi internasional.

Baca Juga: Kode Redeem Genshin Impact 13 Oktober 2021: Five Hero’s Wit, Mora, dan Primogems Gratis

"Delegasi menjelaskan, seperti yang telah kami sampaikan secara konsisten, bahwa pada akhirnya Taliban akan dinilai tidak hanya melalui kata-katanya tetapi juga melalui tindakannya," kata Price.

Pertemuan terpisah dengan perwakilan Taliban yang menyertakan pejabat Uni Eropa serta pejabat AS berlangsung pada Selasa, katanya.

Baca Juga: Serbu Puluhan Kode Redeem PUBG Mobile Terbaru, 12 Oktober 2021

Semenjak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus, Washington membekukan bantuan bilateral untuk Afghanistan. Namun, AS mengatakan masih menyediakan bantuan melalui LSM.

Muncul seruan agar cadangan pemerintah yang ditahan di AS bisa diakses oleh pemerintah baru pimpinan Taliban guna meredakan krisis kemanusiaan yang semakin berkembang.***

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler