BULELENGPOST.COM - Inggris tengah mempertimbangkan sejumlah opsi untuk memperkuat keamanan para anggota parlemen setelah insiden penikaman salah satu anggota parlemen hingga tewas saat rapat dengan konstituen.
Pembunuhan David Amess, dari Partai Konservatif kubu Perdana Menteri Boris Johnson, terjadi setelah lima tahun pembunuhan terhadap Jo Cox, anggota parlemen dari Partai Buruh yang merupakan pihak oposisi.
Baca Juga: Catat Angka Tertinggi, Infeksi Covid-19 di Brunei Capai 10.860 Kasus
Dilansir dari Reuters, Minggu, 17 Oktober 2021, Amess (69) ditusuk 17 kali dalam serangan pada Jumat, 15 Oktober 2021 di Leigh-on-Sea, timur London, saat menghadiri rapat di sebuah gereja.
Polisi menciduk seorang pria Inggris berusia 25 tahun di tempat kejadian perkara atas dugaan melakukan pembunuhan. Kepolisian mengatakan yakin bahwa pria tersebut melakukan aksi biadab itu seorang diri.
Baca Juga: Terus Meningkat, 62.732.568 Penduduk Indonesia Terima Vaksinasi Dosis Kedua
“Ketua parlemen telah menyampaikan serangkaian langkah pada Jumat, demikian pula dengan kami, mengenai langkah untuk menegakkan hukum dan menjaga ketertiban,” kata Patel kepada Sky News.
“Di dalamnya terdapat opsi-opsi lain yang tengah dipertimbangkan, seperti saat Anda bertemu dengan konstituen, dapatkah Anda mendapat pengawalan dari petugas atau semacam perlindungan?,” katanya.***