Pulih dari 'Lockdown', Pabrik-pabrik di Asia Kini Terkendala Rantai Pasokan

- 1 November 2021, 10:43 WIB
Seorang pekerja bekerja di pabrik Xunxi, yang merupakan afiliasi dari raksasa e-commerce China Alibaba, selama tur media, di Hangzhou, provinsi Zhejiang, China
Seorang pekerja bekerja di pabrik Xunxi, yang merupakan afiliasi dari raksasa e-commerce China Alibaba, selama tur media, di Hangzhou, provinsi Zhejiang, China /Reuters

BULELENGPOST.COM - Aktivitas manufaktur Asia di berbagai sektor industri dikabarkan meningkat selama bulan Oktober.

Ini terjadi ketika negara-negara berkembang melihat kasus infeksi COVID-19 mulai berkurang. 

Akan tetapi sejumlah manufaktur dihadapkan pada kendala kenaikan biaya input, kekurangan bahan baku dan perlambatan pertumbuhan China, menurut beberapa survei bisnis, Senin, 1 November 2021.

Para regulator di kawasan Asia menghadapi tekanan di berbagai bidang saat mereka mengarahkan ekonomi mereka keluar dari kelesuan yang disebabkan oleh pandemi, sambil terus berusaha menjaga harga-harga tetap terkendali di tengah meningkatnya biaya komoditas dan kekurangan suku cadang.

Dilansir dari Reuters, Senin, 1 November 2021, aktivitas pabrik China berkembang pada laju tercepatnya dalam empat bulan pada Oktober.

Baca Juga: Tersisa 314 Kasus Aktif Covid-19 di Provinsi Bali Minggu, 31 Oktober 2021

Akan tetapi, sub-indeks untuk output menunjukkan produksi menyusut untuk bulan ketiga berturut-turut karena kekurangan listrik dan kenaikan biaya-biaya, sejalan dengan PMI resmi pada Minggu, 31 Oktober 2021 yang menunjukkan aktivitas pabrik pada Oktober menyusut lebih besar dari yang diperkirakan.

“Kekurangan bahan baku dan melonjaknya harga-harga komoditas, dikombinasikan dengan masalah pasokan listrik, menciptakan kendala yang kuat bagi produsen dan mengganggu rantai pasokan,” kata Wang Zhe, ekonom senior di Caixin Insight Group.

Aktivitas pabrik pada Oktober meningkat di Vietnam, Indonesia dan Malaysia karena operasi secara bertahap menjadi normal setelah terkena penutupan yang disebabkan oleh lonjakan infeksi COVID-19.

Halaman:

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x