Cina Tak Bergeming, Kendati Proyek Infrastrukturnya Hancur Akibat Konflik Rusia-Ukraina

- 3 Maret 2022, 20:53 WIB
Sejumlah proyek infrastruktur yang dibandung Cina dalam program 'Inisiatif Sabuk dan Jalan' di Ukraina banyak yang hancur akibat digempur Rusia
Sejumlah proyek infrastruktur yang dibandung Cina dalam program 'Inisiatif Sabuk dan Jalan' di Ukraina banyak yang hancur akibat digempur Rusia /imagekhabar.com

BULELENGPOST.COM - Konflik Rusia-ukraina telah menghancurkan proyek yang diketahui sedang dibangun oleh pemerintah China.

Sampai saat ini, China masih menolak untuk mengutuk invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina dan menekan kritik domestik terhadap Rusia.

Seperti yang diketahui, Beijing mengasingkan banyak negara Eropa timur di mana China membangun hubungan perdagangan, investasi dan teknologi di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan yang ambisius.

Baca Juga: Digempur Pasukan Rusia dan Kelompok Separatis, Kondisi Kota Mariupol Kritis

Dilansir dari Reuters, Kamis, 3 Maret 2022, Ukraina diposisikan secara strategis di sepanjang jalur kereta api, jalan, dan energi yang menghubungkan Rusia ke seluruh Eropa.

Sejak bergabung dengan kebijakan infrastruktur khas Presiden Xi Jinping pada tahun 2017, perusahaan-perusahaan China telah meningkatkan pembangunan pelabuhan dan kereta bawah tanah negara itu.

Selain itu, sejak tahun 2020, Kyiv menandatangani nota kesepahaman dengan raksasa telekomunikasi Huawei Technologies, yang berusaha dikeluarkan oleh Amerika Serikat dari jaringan di seluruh dunia.

Baca Juga: Sisakan 6 Laga, Segini Minimal Poin yang Diperlukan Arema untuk Sabet Gelar Juara

Dengan populasi 44 juta, Ukraina menyediakan pasar yang menarik bagi perusahaan seperti pembuat smartphone Xiaomi, dan merupakan sumber penting produk pertanian. China membeli 30% impor jagungnya dari Ukraina pada 2021.

Dengan masifnya gempuran Rusia menuju Kyiv, Beijing tak mampu berbuat banyak menyaksikan rudal-rudal menghancurkan sebuah negara yang pernah menerima tawarannya.

Serangan itu membangkitkan sentimen pan-Eropa terhadap China, yang menolak menyebut langkah Rusia sebagai invasi.

Karena Barat dan Moskow mempersulit perusahaan swasta untuk bertransaksi, aliran barang di sepanjang “Jalan Sutra Besi”, sistem kereta api yang dilalui produk China senilai US$ 75 miliar ke Eropa pada tahun 2021, kemungkinan akan melambat.

Baca Juga: Karir dan Keuangan Zodiak Libra, Scorpio dan Sagitarius Jumat, 4 Maret 2022

Korban perang lainnya mungkin adalah hubungan China dengan Polandia, yang telah berusaha mencapai keseimbangannya sendiri antara Beijing dan Washington.

Polandia adalah simpul kereta api utama di Belt and Road dan menjadi tuan rumah kantor pusat regional Huawei.

Setelah mengalami kesengsaraan di bawah dominasi Rusia, sekarang dibanjiri oleh pengungsi Ukraina yang menyalahkan China karena mendukung Putin.

Satelit bekas Soviet menyelaraskan lebih dekat dengan NATO dan Uni Eropa, yang semakin merusak strategi Beijing di wilayah tersebut.

Baca Juga: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Ajak Umat Hindu untuk Aktualisasi Tattwam Asi saat Nyepi

Investasi China di UE sudah mendingin. Kesepakatan M&A di sana turun menjadi 6,5 miliar euro pada 2020, terendah dalam 10 tahun.

Setelah salah perhitungan dengan secara terbuka mendukung Putin, Beijing sekarang mencoba untuk melindungi posisi itu. Namun, jika tidak dapat mengatur perdamaian, kerusakan diplomatik dan komersial akan sulit diperbaiki.***

 

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah