Pemerintah Jangan Telat Lagi di Sektor Pariwisata 2024

- 3 Februari 2024, 21:17 WIB
Suasana kedatangan wisatawan domestik di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali
Suasana kedatangan wisatawan domestik di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali /Dok. PT Angkasa Pura I

Berlibur ke luar negeri memang menjadi prestige tersendiri bagi seorang traveler, namun dengan soliditas semua stakeholder kepariwisataan untuk mengelola destinasi dalam negeri yang tidak kalah saing harusnya mampu menarik minat WNI berwisata di dalam negeri saja.

"Jika ke luar negeri itu prestige, maka berwisata di dalam negeri bisa jadi kebanggaan dong dengan keindahan tanah air. Masalahnya kan harga pesawatnya lebih mahal, misalnya dari Bali menuju Lombok harga tiket 1,1juta sedangkan Bali - Singapura bisa dapat 750ribu. Destinasi kita di bagian timur Indonesia patut dibanggakanlah hanya saja penerbangan masih terbatas sehingga harga tiket mahal," imbuhnya.

Baca Juga: Ala Ayuning Dewasa hari baik Hindu Minggu, 4 Pebruari 2024

Sementara ditanya perihal pemberlakuan pungutan biaya retribusi masuk Bali bagi wisman per 14/2/2024 mendatang dirinya menyampaikan mendukung dan agar lebih sistematis.

"Tujuannya kan mulia ya dan sesuai trend pariwisata global yakni Responsible Traveler, mengajak wisman ikut berpartisipasi dalam melindungi dan melestarikan potensi wisata Bali yang domainnya pada budaya, seni, alam dan keramahan penduduknya. Namun pemprov agar berhati-hati dan lebih sistemis jangan sampai malah niat baik ini dianggap memberatkan wisman dengan tanpa adanya penanganan kualitas destinasi yang lebih baik termasuk mengenai sampah, kebersihan, kemacetan, keamanan. Juga pengelolaan keuangan harus transparan dan mekanisme pembayaran jangan ribet. Semua harus dikontrol jangan jadi bumerang malah turis semakin malas ke Bali nantinya," pungkasnya.

***

Halaman:

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah