Sugihan Tenten yang Jarang Terdengar, Berikut Pengertiannya

4 November 2021, 22:02 WIB
3 Perbedaan Agama Hindu Bali dengan India, Waktu Sembahyang Hingga Konsumsi Daging Sapi /DukeAsh/Pixabay

BULELENGPOST.COM --- Ada banyak rangkaian upacara yang terjadi menjelang hari suci Galungan dan Kuningan.

Setelah Tumpek Bubuh, umat Hindu juga menggelar upacara yang disebut sebagai Sugihan Jawa pada Wraspati (Kamis) Wage Wuku Sungsang, sedangkan Sugihan Bali pada Sukra (Jumat) Kliwon Wuku Sungsang.

Biasanya, Sugihan ini akan digelar selang sehari saja. Kedua Sugihan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan sebab keduanya adalah rangkaian dari perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Baca Juga: Upacara Rangkaian Menyambut Galungan dan Kuningan

Sugihan Jawa diimplementasikan sebagai pembersihan Bhuana Agung sedangkan Sugihan Bali digambarkan sebagai pembersihan Bhuana Alit.

Pelaksanaan upacara Sugihan Jawa secara sekala yaitu dengan membersihkan lingkungan Pura, tempat tinggal, dan peralatan upacara di masing-masing tempat suci.

Baca Juga: Penjelasan Tentang Sugihan Tenten, Sugihan Jawa dan Sugihan Jawa sebagai Rangkaian dari Galungan

Secara Niskala yaitu dengan menghaturkan prayascita pada setiap Pelinggih dan area Pura atau tempat suci. Sementara, Sugihan Bali memiliki makna yaitu menyucikan diri sendiri (Bhuana Alit), yaitu dengan memohon tirta pembersihan atau penglukatan pada Kemulan.

Baca Juga: Mantra yang Bisa Digunakan saat Galungan, Kuningan dan Pagerwesi

Selain Sugihan Bali dan Sugihan Jawa, ternyata masih ada satu lagi Sugihan yang belakangan memang jarang dilaksanakan oleh masyarakat yakni Sugihan Tenten.

Menurut Ida Pandita Mpu jaya Dhaksa Samyoga, dalam Dharma Wacana di kanal Youtube Ong Kara Amerta, Umat Hindu dalam Lontar Sundarigama sejatinya mengenal tiga tahapan Sigihan, yakni Sugihan Tenten yang jatuh pada Buda Pon Sungsang dilanjutkan dengan Sugihan Jawa pada Weraspati Wage Sungsang dan Sugihan Bali pada Sukra Kliwon Sungsang.

Baca Juga: Lirik Lagu Galungan lan Kuningan Lolot Band

Kendati memiliki makna yang berbeda tapi tujuannya tetap sama yakni perbersihan. Disebut sebagai Sugihan Tenten dengan makna ngentenin atau menyadarkan.

Mengingatkan umat manusia bahwa sebelum Kemenangan Dharma tiba Bhuta Tiga akan hadir untuk menggoda umat manusia. Untuk itu, Sugihan Jawa, Sugihan Bali dan Sugihan Tenten, sebaiknya ketiganya dilaksanakan. ***

Editor: Gede Apgandhi Pranata

Tags

Terkini

Terpopuler