Makna dari Hari Raya Saraswati, lengkap dengan Banten dan Pemujaannya

15 Oktober 2022, 06:14 WIB
Dewi Saraswati /Ariek Putra Wijaya Kusuma/Tejasurya

BULELENGPOST.COM --- Berikut ini adalah makna dari hari raya Saraswati yang identik dengan turunnya ilmu pengetahuan.

Hari raya Saraswati datang setiap enam bulan sekali yakni Saniscara Umanis Watugunung. Saraswati juga juga menjadi penan turunnya ilmu pengetahuan Weda ke bumi.

Saat melaksanakan rainan Saraswati, umat memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati.

Baca Juga: Mantram untuk Hari Suci Saraswati

Dewi Saraswati juga merupakan sakti dari Dewa Brahma. Dewi Sarswati digambarkan sebagai sosok wanita cantik bertangan empat yang masing-masing memegang beda berbeda.

Keempat benda tersebut adalah Kedua tangan kanannya membawa sitar atau veena dan ganatri, sedangkan kedua tangan kirinya yang satu membawa pustaka atau keropak sedangkan tangan kiri satunya ikut membawa sitar atau veena.

Baca Juga: Rentetan Rainan Bulan Oktober 2022, Soma Ribek, Saraswati dan Pagerwesi Tanggal Berapa?

Dewi Saraswati juga digambarkan dalam posisi berdiri (ada juga yang menggambarkan dengan posisi duduk) di atas bunga teratai dan di sampingnya terdapat seekor angsa.

Adapun banten yang digunakan pada Hari Raya Sarswati disebutkan dalam lontar Sundarigama adalah banten paling sederhana berupa suci, peras, daksina, penek, ajuman, sesayut Saraswati, segara gunung, perangkatan putih kuning, canang wangi-wangi dan daging itik.

Lalu daksina palinggihan Saraswati, kembang pahes, sekar cane, canang yasa dan perlengkapan lainnya.

Baca Juga: Purnama Kapat, Waktu yang Tepat untuk Berdana, Berikut Banten yang bisa Digunakan

Ada satu mitos yang muncul saat hari raya Saraswati yakni tidak boleh membaca yang sebenarnya adalah mendahulukan yadnya dan upakara.

Setelah semuanya selesai barulah umat kembali membaca buku. Usai melaksanakan Saraswati, pada esok harinya Redite Paing Watugunung, umat biasanya melaksanakan banyupinaruh.

Di mana proses ini disebutkan sebagai penucian diri secara lahir dan batin.

Baca Juga: Purnama Ketiga, Ini Banten yang Digunakan, Makna dan Mantranya

Banyu pinaruh dilakukan di tempat pemandian saat matahari menjelang terbit. Pantai dan sumber air adalah salah satu tempat yang sering digunakan untuk banyupinaruh.

Banten yang digunakan saat Banyupinaruh adalah Nasi Pradnyan Kuning, Daging yang masih suci serta jamu harum. Usai dihaturkan, sesajen tersebut bisa disantap. ***

Editor: Gede Apgandhi Pranata

Tags

Terkini

Terpopuler