Mengenal Yadnya Sesa, Doa dan Jenis-jenis Yadnya dalam Hindu Bali

15 Mei 2023, 14:41 WIB
Banten Saiban /Gex Herma Suarjaya/Instagram

BULELENGPOST.COM - Berikut ini adalah jenis-jenis Yadnya di Bali yang perlu diketahui.

Bali, khususnya umat Hindu memiliki banyak hari raya, mulai dari rainan yang dilangsungkan setiap hari, pertemuan Triwara dengan pancawara. hingga pada Sasih tertentu.

Berdasarkan jenisnya, Yadnya dibagi menjadi 4 bagian yang meliputi Yadnya Çesa, Yadnya berdasarkan pertemuan Triwara dan Pancawara tertentu.

Kemudian ada pula Yadnya yang berdasarkan pertemuan antara Saptawara dan Pancawara Tertentu.

Baca Juga: Dewasa Ayu atau Hari Baik untuk Melaksanakan Dewa Yadnya Sepanjang Bulan Mei 2023

Selain itu, Yadnya yang datang berdasarkan Wuku Tertentu serta Yadnya yang datang pada Sasih tertentu.

Kali ini kita akan membahas Yadnya Çesa yakni upakara yang dilakukan setiap hari.

Yadnya Çesa sering dilaksanakan pada pagi, siang atau saat senja.

Baca Juga: Kidung Dewa Yadnya, Wargasari

Saat pagi hari biasanya disebut dengan Ngejot atau Saiban.

Dilaksanakan usai melakukan aktivitas memasak. Banten ini berisi nasi serta lauk pauk yang telah dimasak.

Ukurannya kecil dengan jumlah yang menyesuaikan pada lingkungan rumah.

Meski demikian, dalam mebanten jotan atau saiban ada 3 yang wajib dan tidak boleh dilewatkan.

Ketiga hal yang wajib itu adalah menghaturkan saiban di halaman merajan, halaman rumah dan penunggu karang atau pintu masuk utama rumah.

Baca Juga: Daftar Hari Baik untuk Melakukan Rsi Yadnya Selama Bulan Februari 2022

Selebihnya akan dihaturkan di tempat air, lumbung atau tempat menyimpan beras dan sebagainya.

Untuk jotan yang dihaturkan pada halaman sanggah pamerahan ditujukan kepada Sang Bhuta Bucari.

Lalu pada halaman rumah ditujukan kepada Sang Kala Bucari. Kemudian yang di depan pintu rumah atau lebuh ditujukan kepada Sang Durgha Bucari.

Baca Juga: Kidung Manusa Yadnya, Pengaksama

Saat melaksanakan ngejot atau menjalankan Yadnya Çesa, ada perlengkapan lain yang dibawa meliputi air bersih dan dupa yang nantinya digunakan sebagai sarana saat menghaturkan banten atau jotan.

Sebelum menaruh banten jotan lebih dulu harus dituangkan (disuguhkan) air sedikit, lalu dengan perantaraan asap dupa harum segehan itu dipersilakan (dihayapkan) untuk mohon keselamatan, kernudian barulah segehan itu masing-masing 1 porsi (tanding) diletakkan di tempat haturan.

Baca Juga: Daftar Pelaksanaan Dewa Yadnya Berdasarkan Pawukon

Sedangkan untuk yang dilakukan pada sandya kala atau sore hari, segehan dihaturkan kepada Sang Bhuta Kala dan Durgha Bucari.

Tempat menghaturkan segehan juga masih sama yakni pada natar atau halaman sanggah pamerajan, rumah serta pintu keluar pekarangan.

Ucapannya:
Di natar sanggah Ratu Sang Bhuta Bucari, manusanira angaturaken segehan.
Di natar rumah Ratu Sang Kala Bucari, manusanira angaturaken segahan.
Di muka pintu keluar pekarangan Ratu Sang Durgha Bucari manusanira angaturaken segehan.

Baca Juga: Gratis Ribuan Gold! Kode Redeem Ni No Kuni: Cross World 15 Mei 2023


Menurut kepercayaan, kita baru boleh makan setelah melakukan Yadnya Cesa. Yadnya tersebut kita lakukan demi keselamatan dan ketentraman kita sekeluarga.

Melaksanakan Yadnya Cesa wajib didasari pikiran yang suci bersih dan tulus ikhlas. Mungkin di tempat-tempat lain terdapat cara yang berbeda-beda sesuai dengan desa- kala- patra, tetapi tujuannya sama, yaitu untuk keselamatan dan ketentraman hidup kita sehari-harinya. ***

 

Editor: Gede Apgandhi Pranata

Tags

Terkini

Terpopuler