Hari Raya Pagerwesi 'Hari untuk memohon Kekuatan dan Keteguhan Iman' Umat Hindu

- 1 September 2021, 06:30 WIB
Canang Sari, salah satu bentuk sarana upacara Umat Hindu di Bali
Canang Sari, salah satu bentuk sarana upacara Umat Hindu di Bali /Sunemo / Pixabay

BULELENGPOST.COM - Perhitungan tahun yang paling unik terjadi pada sistem tarikh wuku, yang hitungan tahunnya tidak mengacu pada peredaran benda-benda angkasa. Perhitungan tahunnya bersandar pada sistemnya sendiri tanpa tergantung pada tahun surya atau tahun candra.

Satu tahun wuku panjangnya 420 hari, terdiri dari 30 wuku (210 hari) dikalikan 2 (dua). Mengawali perhitungan dalam sistem pawukon adalah wuku Sinta, demikian seterusnya hingga akhir wuku adalah Watugunung, dengan setiap perputaran wuku dikalikan 7 hari, bertemu kembali dengan wuku Sinta. Demikian seterusnya setiap 210 hari, rotasi atau perputaran kalendar Jawa-Bali ini berjalan.

Baca Juga: Penjelasan dan Pengertian Pagerwesi, Pemujaan Terhadap Dewa Siwa

Pertemuan hari Redite (Minggu) Paing pada awal wuku Sinta, ditandai dengan perayaan Banyupinaruh, setelah sehari sebelumnya merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan, yaitu hari Saraswati.

Banyupinaruh, bermakna dan praktek ritual pembersihan diri dengan air kehidupan dan ilmu pengetahuan, bahwa manusia hendaknya hidup berbekal pengetahuan agar tidak mengalami penderitaan.

Baca Juga: Mantra yang Bisa Digunakan saat Galungan, Kuningan dan Pagerwesi

Keesokan harinya yaitu Soma (Senin) Pon disebut dengan Soma Ribek dan Anggara (Selasa) Wage Sinta adalah Sabuh Mas, dimana bumi diberkahi dengan kemakmuran ibaratkan emas.

Demikian urutan yang masing-masing penuh dengan makna, hingga hari ini pada Budha Kliwon Sinta, Rabu 1 September 2021 adalah sebagai hari raya Pagerwesi.

Baca Juga: Daftar Rainan yang Terjadi Menjelang Akhir Bulan Maret 2022, Ada Saraswati dan Pagerwesi

Halaman:

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x