Doa atau Mantra untuk Upacara Tumpek Kandang (Tumpek Uye)

- 3 Januari 2022, 20:25 WIB
Tumpek Uye diperingati oleh umat Hindu setiap 210 hari sekali (perhitungan kalender Bali) atau tepatnya pada tepatnya pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Uye.
Tumpek Uye diperingati oleh umat Hindu setiap 210 hari sekali (perhitungan kalender Bali) atau tepatnya pada tepatnya pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Uye. /@jayesh.madhoo/Instagram

BULELENGPOST.COM --- Bali memiliki beragam tradisi salah satunya adalah perayaan Tumpek kandang atau Tumpek Uye.

Tumpek Kandang biasanya dilaksanakan setiap 210 hari sekali (perhitungan kalender Bali) atau tepatnya pada tepatnya pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Uye.

Perayaan Tumpek Kandang dilakukan untuk emuja keagungan Ida Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Siwa Pasupati yang disebut Rare Angon, penggembala semua makhluk di alam semesta ini.

Baca Juga: Berikut Bait Doa Memohon Terhindar dari Wabah Penyakit Menurut Hindu Bali

Banten atau sarana untuk melaksanakan Tumpek Kandang ada tiga yakni Banten Alit, Banten Madya dan Banten Agung atau Banten Utama.

Menurut buku yang diterbitkan oleh I Gede Dopang Budiawan dari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, ketiga tingkatan banten tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Banten Alit (terkecil/nista)
Pras Penyeneng, Guru, tegen-tegenan yang isinya nasi yang dibungkus dengan daun pisang, buah pinang yang lebih dari satu biji, kemudian dilengkapi dengan daksina yang berisi kelapa yang sudah dihilangkan kulitnya, telur, tipat, beras secukupnya, dan diatasnya ditaruh canang sari.

Baca Juga: Daftar Dasa Awatara menurut Kepercayaan umat Hindu di Bali

Banten Madya (sedang)
Sesayut, pengambean, pengulapan, pras pemyeneng, dan jerimpen kemudian juga dilengkapi dengan daksina yang berisi kelapa yang sudah dihilangkan kulitnya, telur, tipat, beras secukupnya, dan diatasnya ditaruh canang sari.

Selanjutnya wakul, wakul ini terbuat dari daun ron atau daun dari pohon sengon, kemudian tangkih yang dibuat dari daun kelapa atau janur yang isinya saur, kacang, dan telur, serta dilenkapi dengan sampian latih guak.

Banten Agung (utama)
Sayut pengambean, pras penyeneng, banten guru, sayut pengulapan, pucak manik,, banten penyegjeg, banten pengiring, sayut tebasan, sayut telepokan, tegentegenan, dan banten guling.

Halaman:

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x