Miris! Jelang G20 8 Ha Lahan Mangrove Mati

- 9 Agustus 2022, 11:25 WIB
Lanang Sudira (kanan) bersama pemerhati mangrove dari Swedia (kiri) di lokasi pohon mangrove yang mati di depan proyek reklamasi pelabuhan Pelindo III
Lanang Sudira (kanan) bersama pemerhati mangrove dari Swedia (kiri) di lokasi pohon mangrove yang mati di depan proyek reklamasi pelabuhan Pelindo III /Dok. Lanang Sudira

BULELENGPOST.COM - Penggiat Forum Peduli Mangrove Bali, Lanang Sudira menyampaikan, berdasarkan monitoring di kawasan hutan mangrove di depan Reklamasi Pelindo III, ribuan pohon mangrove hampir mencapai 8 hektar (Ha) dikatakan mati begitu masif dan ini pun diperkirakan akan semakin meluas. 

“Ini karena tidak ada air laut yang mengalir ke kawasan hutan mangrove lagi. Dulu sebelum Reklamasi Pelindo, kalau terjadi air pasang, air laut biasa mengalir sampai ke tengah hutan mangrove di kawasan dekat Pelabuhan Benoa,” ungkap Lanang Sudira kepada wartawan di Denpasar, Senin, 8 Agustus 2022.

Baca Juga: Fakta Kepribadian Kelahiran hari ini Anggara Paing Medangkungan

Lanang Sudira menegaskan, kondisi mangrove begitu banyak mati menjelang dilaksanakannya G20 Bali sangat memprihatinkan dan patut diduga dampak dari Reklamasi Pelindo. 

“Ini sangat memalukan, apalagi Bali menjadi tuan rumah penyelenggaraan G20 Bali yang akan membahas permasalahan mangrove di dunia. Jika keadaan ini diketahui para delegasi negara-negara peserta G20 Bali pastinya geleng-geleng kepala,” singgungnya.

Baca Juga: Maling Telanjang di Denpasar Ternyata Dulunya Selebgram Terkenal, Kini Mendekam di Tahanan

Mengingat sebutnya, Ekosistem Hutan Mangrove dapat memberikan kontribusi penting dalam aksi mitigasi pada adaptasi perubahan iklim yang menyerap emisi karbon 3-5 kali lebih tinggi dibanding hutan tropis.

Ia berharap, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI agar segera melakukan langkah strategis untuk melakukan rehabilitasi terhadap kerusakan hutan mangrove mencapai hampir 8 Ha di kawasan Benoa Bali agar tidak meluas.

Baca Juga: Negara dengan Jumlah Utang Nasional Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

“Harapan saya, Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI agar segera melakukan langkah strategis untuk melakukan Rehabilitasi terhadap kerusakan hutan mangrove yang mencapai hampir 8 hektar,” tutup Lanang Sudira.

Dikutip Bulelengpost dari laman kkp.go.id, Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat air payau dan air laut. Mangrove merupakan tanaman hasil dari kegiatan budidaya atau diambil dari alam.

Baca Juga: Lima Jambret Dirantai Kaki dan Tangan, Dipajang Depan Monumen Bom Bali Legian

Tanaman mangrove tidak dilindungi/dilarang untuk memanfaatkan bagian-bagian tanaman tersebut, misalnya dimanfaatkan untuk bahan baku kosmetik/farmasi atau bahan tambahan tekstil (Dirjen P2HP, 2015).

Hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang banyak ditemukan pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan/atau padat.

Baca Juga: Apakah Selasa, 9 Agustus 2022 Ada Jadal Pertandingan liga 1 Indonesia?

Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan.

kerusakan ini tidak hanya berdampak pada hewan tapi juga untuk manusia. Mangrove telah menjadi pelindung lingkungan yang sangat besar (Ana, 2015).

Baca Juga: Robert Albert Targetkan Persib Bandung Posisi Empat Besar di Pertengahan Musim

Menurut Desyanaputri (2016), Tanaman bakau tumbuh dipantai dan paling banyak dijumpai pada batasan antara muara pantai dengan sungai.

Ciri-ciri tanaman bakau ini adalah hidup dengan memiliki akar yang banyak, memiliki akar yang besar dan memiliki buah.

Baca Juga: Menteri Luhut Minta Masyarakat Tidak Mengemukakan Hal yang Tidak Relevan Terhadap Hutang Indonesia

Di pantai banyak para petani menanam tanaman bakau, karena manfaatnya banyak bagi pantai ditempatnya.

Selain itu tanaman bakau juga dapat membuat suasana sekitar pantai menjadi lebih indah. Di pantai Pariaman, tanaman bakau dijadikan sebagai tempat wisata, dengan menaiki kapal yang sudah disediakan oleh pihak pengelola.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Liga 1 Indonesia Selasa, 9 Agustus 2022

Dimana para wisatawan bisa duduk santai di atas kapal kecil sambil memutari kawasan hutan bakau.

Selain itu tanaman bakau juga memiliki manfaat yang penting bagi kehidupan di sekitar lingkungannya.

Selanjutnya Ana (2015), menjelaskan bahwa hutan mangrove menjadi salah satu subjek utama bagi pengembangkan lingkungan di Indonesia.

Baca Juga: Utang Indonesia Tembus Rp7000 Triliun, Menteri Luhut: Pemerintah Tahu Apa yang Harus Dilakukan

Banyak lembaga sosial yang bergerak dalam bidang lingkungan terus mensosialisasikan manfaat mangrove.

Hal ini mendukung kesadaran masyarakat bahwa mangrove memang penting untuk melindungi lingkungan.

Baca Juga: Tukarkan Kode Redeem Update Point Blank Selasa, 9 Agustus 2022

Melestarikan kawasan bakau adalah usaha yang sangat baik untuk menjaga kondisi lingkungan dan menyelamatkan semua habitat di hutan bakau.

Kawasan mangrove dapat ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Kabupaten Bangka–Belitung.

***

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah