Kapan Sebaiknya Penjor Galungan Dipasang? Letaknya Sebelah Mana?

- 2 Januari 2023, 05:30 WIB
ilustrasi penjor galungan kapan dilakukan pemasangan pennjor dan di sebelah mana penjor galungan dipasang
ilustrasi penjor galungan kapan dilakukan pemasangan pennjor dan di sebelah mana penjor galungan dipasang /Hippopx/

Baca Juga: Mantra yang Bisa Digunakan saat Galungan, Kuningan dan Pagerwesi

Penjor terbuat dari bambu ukuran sedang atau kecil dengan panjang tertentu dan ujungnya melengkung. Kemudian bambu itu dihiasi dengan janur/ daun Enau yang masih muda serta daun-daunan lainnya.

Perlengkapan lainnya yang menghiasi penjor adalah pala bungkah (umbi-umbian seperti ketela rambat), pala gantung (misalnya kelapa, mentimun, pisang, nanas dll), pala wija (seperti jagung, padi dll).

Jajan, serta sanggah Ardha Candra yang dibuat dari bambu, dengan bentuk dasar persegi empat dan atapnya melengkung setengah lingkaran.

Baca Juga: Upacara Rangkaian Menyambut Galungan dan Kuningan

Kemudian pada bagian ujung digantungkan sampiyan penjor lengkap dengan porosan dan bunga. Memasang Penjor bertujuan untuk mewujudkan rasa bakti dan sebagai ungkapan terima kasih atas kemakmuran yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan).


Bambu yang melengkung adalah gambaran dari gunung tertinggi sebagai tempat yang suci, hiasan Penjor yang terdiri dari kelapa, pisang, tebu, jajan, dan kain adalah wakil dari semua tumbuh-tumbuhan dan benda sandang pangan, yang dikaruniai oleh Hyang Widhi Wasa (Tuhan).

Baca Juga: Makna, Fungsi dan Penjelasan Tentang Penjor, Dua Jenis Penjor yang Ada di Bali

Keberadaan bahan-bahan pembuat penjor tersebut tentu memiliki arti dan filosofinya masing-masing. Berdasarkan lontar Tutur Dewi Tapini menyebutkan :

Ndah Ta Kita Sang Sujana Sujani, Sira Umara Yadnva, Wruha Kiteng Rumuhun, Rikedaden Dewa, Bhuta Umungguhi Ritekapi Yadnya, Dewa Mekabehan Menadya Saraning Jagat Apang Saking Dewa Mantuk Ring Widhi, Widhi Widana Ngaran Apan Sang Hyang Tri Purusa Meraga Sedaging Jagat Rat, Bhuwana Kabeh, Hyang Siwa Meraga Candra, Hyang Sadha Siwa Meraga “Windhune”, Sang Hyang Parama Siwa Nadha.

Halaman:

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah