Mengenal Soma Pemacekan Agung, Hari Keramat Nanangker di Bali, Haturkan Segehan Agung

- 7 Januari 2023, 13:01 WIB
ilustrasi rangda
ilustrasi rangda /Shintaro Kakutani/ flickr/

Selain itu, dalam Lontar Sundarigama juga dijelaskan: Soma Kliwon, pemancekan agung ngaran, masegeh agung ring dengen, mesambleh ayam samalulung, pakenania. Ngunduraken sarwa bhuta kabeh.

Artinya yaitu:

Soma Kliwon (Kuningan) disebut dengan Pemacekan Agung. Pada sore harinya, umat Hindu patut mempersembahkan segehan agung di depan pintu keluar rumah yang dilengkapi sambleh ayam semalulung yang disuguhkan kepada Sang Bhuta Galungan beserta pengiringnya agar kembali ke tempatnya.

Di hari soma pemacekan agung biasanya dilakukan persembahyangan memuja Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Sang hyang Prameswara.

Baca Juga: Lirik Lagu Rich Brian New Tooth

Baca Juga: Pakai DRS Ilegal di Brazil, Hamilton Terancam Kena Penalti

Ketika soma pemacekan agung, biasanya masyarakat akan menghaturkan segehan di depan rumah serta di muka pintu pekarangan yang ditujukan kepada Sang Kala Tiga Galungan berserta pengiringnya.

Dilansir dari berbagai sumber, secara filosofis Pemacekan Agung mengandung makna bahwasanya hari ini manusia diingatkan agar ‘kemenangan’ yang telah ia peroleh melalui pertempuran melawan adharma dijadikan sebagai ‘tonggak’ kebangkitan kesadaran diri, sebagai ‘pengukuhan’ komitmen untuk selalu menjaga martabat kemanusiaan, dan menghindarkan diri dari ‘momo angkara’.

Kemudian, tujuan dari Soma Pemacekan Agung adalah mengembalikan Sang Bhuta Galungan beserta para pengikutnya.

Ini juga menjadi penanda batas antara awal dan juga akhir dari kegiatan Galungan yakni 30 hari ke muka dan 30 hari ke belakang yang mana dimulai dari Tumpek Wariga hingga Budha Keliwon Pahang.

Halaman:

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah