Dihentikan oleh Belanda
Lalu, pada masa pendudukan Belanda di Indonesia atau masa penjajahan Belanda, tradisi Mekotek dihentikan oleh pemerintakan Belanda pada tahun 1915.
Penghentian ini dilakukan sebagai upaya menghilangkan rasa khawatir akan adanya pemberontakan.
Baca Juga: Gaspoll Teross di Jalan Tol, Kakanda! Ini Kode Redeem Bike Race Clicker 5 Maret 2024
Namun akibat dari penghentian itu, terjadi wabah penyakit yang menakutkan. Sadar akan efek yang terjadi, pemerintah Belanda kemudian mengijinkan kembali digelar Mekotek.
Pelaksanaan Mekotek
Masih dalam sumber yang sama, Mekotek digelar setiap 6 bulan sekali yakni pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan.
Namun pada kesempatan lain, tradisi ini juga dilaksanakan pada Redite Umanis Wuku Langsir atau Manis Kuningan.
Pada awal pelaksanaan, Mekotek ini menggunakan sebuah tombak atau besi yang melambangkan semangat juang.
Baca Juga: Ala Ayuning Dewasa hari baik Hindu Rabu, 6 Maret 2024
Namun seiring perkembangan, bahan ini kemudian diganti menggunakan kayu pulet yang sudah dikupas bagian kulitnya.
Rata-rata panjang dari kayu pulet yang digunakan antara 2 hingga 3,5 meter. Kemudian para peserta wajib menggunakan pakaian adat madia dan berkumpul di Pura Dalem Munggu sebelum melaksanakan tradisi Mekotek.