Sembilan Cara Berbakti Pada Tuhan menurut ajaran Hindu

- 15 April 2024, 13:21 WIB
Ilustrasi Sembilan Cara Berbakti Pada Tuhan menurut ajaran Hindu
Ilustrasi Sembilan Cara Berbakti Pada Tuhan menurut ajaran Hindu /DukeAsh/Pixabay

7. Padasewanam
Padasewanam adalah juga bentuk bhakti yang termasuk dalam Nawawida Bhakti. Padasewanam berasal dari kata pada yang artinya kaki, dan sewa yang artinya mengabdi atau melayani. Sedangkan nam artinya memuja. Padasewanam dimaksudkan berbhakti kepada Tuhan dengan mengabdi pada padma kakinya.

Pengertian ini kalau ditinjau dari sudut tattwa (filsafat) agama, tentunya menjadi aneh. Dalam tattwa seperti tersebut dalam Upanişad maupun kitab lainnya, Tuhan disebutkan nirpadam (tidak berkaki), nirüpam (tidak berbentuk)dan sebagainya.

Baca Juga: Belum Telat, Ini Kode Redeem Point Blank, Senin, 15 April 2024, Segera Tukarkan Sekarang Sebelum Kadaluarsa

8. Sakhyanam
Sakhyanam berasal dari bahasa Sanskrta. Asal katanyasakha yang artinya teman atau sahabat. Kata sakha juga artinya menunjukkan tahun Säka, yang merupakan sistem penanggalan Hindu. Bhakti dalam bentuk sakhyanam lebih tinggi tingkatannya, yang tidak dapat dilakukan oleh orang yang kadar rohaninya masih jauh di bawah.

Sakhayanan adalah bentuk bhakti kepada Tuhan seperti hubungan bersahabat dekat. Rasa dekat seperti seorang sahabat tentunya tidak dapat dilakukan oleh seseorang yang masih diliputi rajah dan tamanh.

Bhakti yang menimbulkan rasa dekat dengan Tuhan dapat dilakukan oleh orang yang ätmannya telah menguasai buddhi, manah dan indriya. Penguasaan buddhi, manah dan indriya dapat dilakukan apabila kekuatan ätman dapat menggerakkan kegiatan rohani yang terus-menerus.

Baca Juga: Lirik dan Chord Lagu Taman Kota dari Putri Bulan

9. Atmaniwedanam
Nawawida bhakti yang terakhir adalah Atmaniwedanam. Atmaniwedanam artinya pemujaan yang dilakukan dengan penyerahan diri (atman) sepenuhnya kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Untuk mencapai tahapan ini tidak begitu mudah.

Penyerahan diri kepada Tuhan tidak dapat diucapkan saja, namun harus merupakan kebulatan yang penuh tanpa ada keragu-raguan dalam diri. Tiada suatu kejadian tanpa kehendak Tuhan. Agar sikap itu menjadi suatu kenyataan dalam diri, orang harus melakukan perjuangan dengan berat.

***

Halaman:

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah