Dedikasi Maestro Gusti Nyoman Lempad Menjadi Tauladan Generasi Muda Kini

- 1 Juli 2024, 10:50 WIB
Mengenang Maestro I Wayan Rindi Prof. Bandem: Pemerintah Harus Ambil Langkah untuk Mementaskan Karya-karya Maestro Terdahulu
Mengenang Maestro I Wayan Rindi Prof. Bandem: Pemerintah Harus Ambil Langkah untuk Mementaskan Karya-karya Maestro Terdahulu /Bulelengpost/Dinas Kebudayaan Provinsi Bali

BULELENGPOST.COM - Rekasadana (pergelaran) Seni Kekebyaran karya Maestro I Wayan Rindi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Sabtu (29/6/2024) diminati pengunjung. Tempat pementasan yang berkapasitas sekitar 400 orang itu penuh dengan pasang mata. Bahkan, sebagian penonton harus rela hanya mendengar cerita suasana pementasan di dalam gedung yang dimulai pukul 17.00 Wita itu.

Bahkan, sebagian penonton harus rela menunggu di luar gedung hanya untuk mendengar cerita dari sahabat, saudara tentang suasana pementasan yang memang unik dan menarik itu. Karya-karya I Wayan Rindi yang disajikan malam itu, seperti Tari Pendet, Legong Bapang Durga, Baris Kekupu dan Topeng Arsa Wijaya. Semua tari ini disajikan dalam bentuk yang sesungguhnya.

Tari-tarian yang mulai dipergelarkan pukul 17.00 Wita itu diiringi oleh Sekaa Gong Sad Guna, Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Dalam sajian ini, iringan gamelan disajikan secara lengkap, bahkan melibatkan penabuh wanita. Saking membludaknya penonton, pecalang pun ikut menjaga pintu masuk stage.

Baca Juga: Tukarkan dengan Beragam Skin, Klaim Kode Redeem Aktif AOV Minggul, 30 Juni 2024 Sekarang Juga

Karya-karya Wayan Rindi itu dibawakan oleh para seniman Banjar Lebah, Desa Sumerta, Kota Denpasar. Tari-tarian ini diiringi oleh Sekaa Gong Sad Guna, Banjar Lebah. Dalam sajian ini, iringan gamelan secara lengkap, bahkan melibatkan penabuh wanita, sehingga saking membludaknya penonton, pecalang pun ikut menjaga pintu masuk stage.

Sebelum penampilan Tari Topeng Arsa Wijaya, diisi dengan kisah Wayan Rindi yang sedang melatih menari anak-anak Banjar Lebah di era- 1950-an hingga 1970-an. Wayan Rindi diperankan oleh seniman Ketut Sutapa yang sedang melatih anak-anak untuk menari. Wayan Rindi kemudian meninggal pada tahun 1976.

Baca Juga: Chord Lagu Ani Suryani Metegul Tanpa Tali, Cinta Itu Butuh Kebebasan dan Tanpa Syarat

Kurator PKB, Prof Dr I Wayan Dibia SST MA mengatakan, karya-karya maestro Bali, sejak dulu harus ada yang ditampilkan seperti ini. Sebab, cara ini sekaligus sebagai upaya menelusuri perjalanan para maestro di Bali. “Anak-anak sekarang itu gak tahu, siapa itu Pak Rindi, Pak Kaler, Pak Beratha dan lainnya. Tanpa ditampilkan dengan acara, mereka tidak akan tahu. Maka acara ini penting sekali,” ucapnya.

Pada PKB tahun depan, jangan hanya satu maestro saja, tetapi ada beberapa lagi lainnya. Dengan begitu, masyarakat akan betul-betul bisa mengenang karya-karya seni serta tokoh seni itu sendiri. Tinggal sekarang, informasinya yang disajikan lebih lengkap. “Sebab, saat penari menari Topeng Arsa Wijaya mesti disebutkan Rindi pernah menjuarai Topeng Arsa Wijaya. Beliau sebagai Juara I pada Festival Galiran Klungkung yang ketika itu bergabung dengan Sekaa Gong Sad Merta,” ungkap budayawan asal Gianyar itu.

Halaman:

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah