Sukses Manfaatkan Teknologi dalam Pertanian, Mimba Farm Raup Omzet Rp50 - Rp60 juta Setiap Bulan

2 Februari 2022, 19:11 WIB
Smart Farming Petani di Desa Pelaga Petang Badung /Dok. PLN UID Bali

BULELENGPOST.COM - Petani di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung sukses terapkan Smart Farming.

Kelompok Petani Pelaga saat ini menjadi salah satu petani modern khususnya di Desa Pelaga Kabupaten Badung.

Semakin majunya pertanian di Desa Pelaga dengan pemanfaatan teknologi, akhirnya Kelompok Petani Pelaga mendapatkan bantuan dari PT PLN UID Bali pada Senin, 31 Januari 2022.

Baca Juga: Jika Jadi Bertanding, Persib Ingin Mengincar 3 Kemenangan Beruntun di Putaran Kedua Liga 1

Salah satu bantuan dan dukungan PLN kepada Kelompok Petani Pelaga yaitu pengembangan inovasi di bidang pertanian salah satunya adalah Internet of Things untuk memudahkan para petani.

Kelompok Petani Pelaga yang sudah mengaplikasikan teknologi Internet of Things yaitu kelompok Petani Mimba Farm Pelaga Petang.

Baca Juga: Pertandingan Ditunda, Jadwal Baru Persib Bandung vs PSM Makasar Belum Ditentukan

Kelompok Petani Pelaga sukses kembangkan pertanian Green House Hidroponik dengan Smart Farming.

Kelompok Petani Pelaga juga diberikan alat instalasi pemipaan seperti sprinkle, pompa air, tandon air, alat pengukur kelembapan suh tanah, dan alat-alat pendukung lainnya.

Baca Juga: Pertandingan Persib vs PSM Ditunda, Berikut Penjelasan PT LIB

"Petani Pelaga berharap dengan teknologi Internet of Things Smart Farming mampu meningkatkan produktivitas hasil tani sehingga perekonomian makin membaik", kata I Wayan Mudita, Ketua Kelompok PMK Mimba Farm.

Dirinya menyampaikan setelah menggunakan Smart Farming loT ini terdapat penghematan air sebesar 20 persen, peningkatan kapasitas produksi sebesar 10-15 persen serta efisiensi di sisi tenaga kerja hingga 20 persen.

Baca Juga: Ramalan Karakter Seseorang yang Lahir 3 Februari, Boros dan Senang Bicara

“IoT ini dimanfaatkan untuk memudahkan kami sebagai petani hidroponik untuk penyiraman, pemupukan, mengatur suhu dan kelembapan bahkan dari jarak jauh,” ungkap Mudita.

Mudita juga menjelaskan bahwa dirinya memiliki manajemen tanam, sehingga dalam seminggu, misalnya, ingin 4 kali panen, maka akan dibuatkan rencana mulai menanam dan memanen sehingga rekanan dapat menentukan berapa kali mengambil sayur dalam seminggu.

Baca Juga: Mengenal Fungsi dan Penjelasan Tentang Rong Tiga atau Sanggah Kamulan di Bali

“Jadi semuanya sudah terjadwal sehingga sayur-sayur premium kita sudah laku semua, dengan perkiraan omzet per bulan sebesar Rp50 - Rp60 juta,” pungkasnya. ***

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma

Tags

Terkini

Terpopuler