Ngotot Ingin Perang Berlanjut, Rusia Diduga Ingin Jadikan Ukraina Seperti Suriah

29 Maret 2022, 10:47 WIB
Ukraina yang semakin terdesak lantaran terus digempur Rusia /Reuters

BULELENGPOST.COM - Rusia disebut ingin menjadikan Ukraina bernasib sama seperti Suriah yang hancur lebur lantaran dilanda perang berkepanjangan.

Serangan Rusia di Ukraina diklaim mirip dengan aksi mereka saat perang Suriah berkecamuk, menyusul ledakan yang terus terjadi dan pengeboman ke area sipil di negara eks Uni Soviet itu.

Hal tersebut diungkap Sekretaris Jenderal Amnesty Internasional, Agnes Callamard, saat merilis laporan tahunan soal hak asasi manusia secara global di Johannesburg, Afrika Selatan.

"Apa yang terjadi di Ukraina adalah pengulangan dari apa yang kita saksikan di Suriah," ujar Callamard dikutip dari Reuters, Selasa, 29 Maret 2022.

Baca Juga: Mengenal Mohammad Fahmi Hasni, Kreator Game yang Karyanya Menang Penghargaan di 2020

Ia kemudian berujar, "Kami berada di tengah serangan yang disengaja yang menargetkan infrastruktur sipil."

Callamard juga menuding Rusia mengubah koridor kemanusiaan menjadi jebakan yang mematikan.

Koridor kemanusiaan merupakan jalur yang disepakati antara Rusia dan Ukraina untuk mengevakuasi warga sipil tanpa ada serangan. Namun, pasukan Moskow justru menembaki warga di jalur itu.

"Kami melihat hal yang sama (di Ukraina), sebagaimana yang dilakukan Rusia di Suriah," sambung Callamard.

Baca Juga: Berikut 20 Negara yang dapat Tiket Lolos Piala Dunia Qatar 2022

Serupa dengan Callamard, Direktur Amnesty Internasional di Eropa Timur dan Asia, Marie Struthers, mengatakan hal serupa.

"(Peneliti di Ukraina) telah mencatat penggunaan taktik yang sama sebagaimana di Suriah dan Chechnya, termasuk serangan ke warga sipil dan penggunaan kekuatan militer yang dilarang hukum internasional," jelas Struther di Paris.

Kondisi yang sama antara Suriah dan Ukraina salah satunya terlihat dari pengepungan kota Mariupol dan Aleppo. Kota Aleppo hancur lebur karena bantuan pasukan Rusia pada 2011 lalu.

Selain itu, menurut laporan pejabat Mariupol, ledakan terdengar setiap sepuluh menit. Kondisi di wilayah ini juga jauh untuk disebut manusiawi. Mereka tak bisa mengakses air, makanan dan obat-obatan.

Baca Juga: Inilah Profile Chris Rock dari Stand Up hingga Sutradara, Komedian yang Ditampar Will Smith

Menurut Callamard, kelompok-kelompok hak asasi manusia yang telah mengamati situasi di Ukraina mengatakan di titik tersebut merupakan peningkatan kejahatan perang.

Ia menyalahkan kesombongan Rusia dan sistem internasional yang lumpuh serta sanksi memalukan dari banyak lembaga termasuk Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Dewan Keamanan PBB akan lebih tepat disebut Dewan Ketidakamanan PBB. (Mereka gagal bertindak) cepat menghadapi kekejaman," tegas Callamard.

Ledakan yang terus terjadi di Ukraina semakin menambah jumlah korban jiwa. Menurut catatan PBB, korban tewas mencapai setidaknya 1.119 warga, dan 1,790 terluka sejak invasi berlangsung.***

 

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler