Metode Mengubah Fenol menjadi Hidrokuinon dalam Pengawet Makanan

- 4 Februari 2022, 06:30 WIB
Ilustrasi Fenol
Ilustrasi Fenol /Prokerala

BULELENGPOST.COM - Para peneliti India telah menemukan bahwa elektrolisis menggunakan elektroda yang dimodifikasi permukaan dapat digunakan untuk transformasi skala besar yang efisien dari fenol menjadi 1,4 hidrokuinon yang digunakan sebagai perantara dalam pembuatan pengawet makanan, obat-obatan, pewarna, polimer.

Dilansir Bulelengpost dari laman Prokerala, India saat ini mengimpor 1,4 hidrokuinon dengan biaya tinggi karena kurangnya proses yang efisien untuk mengubah fenol menjadi 1,4 hidrokuinon.

Baca Juga: Mayjen TNI Sonny Aprianto : Prajurit Denkav 4/SP adalah Prajurit dengan Disiplin dan Moril Tinggi

Fenol dan produk-produknya yang teroksidasi seperti 1,4-hidrokuinon, katekol, atau resorsinol adalah bahan penyusun penting dan utama yang digunakan dalam sintesis banyak senyawa organik obat dan industri yang digunakan.

Produk seperti 1,4 hidrokuinon digunakan sebagai zat antara dalam pembuatan pengawet makanan, obat-obatan, pewarna, polimer, dll.

Baca Juga: Kesempatan Emas Bali United Geser Posisi Persib dan Persebaya dengan syarat Berikut

Selain itu, oksidasi fenol menyebabkan nilai tambah yang sangat besar. India mengimpor fenol senilai $23,6 juta sementara India menghabiskan $56,5 juta untuk mengimpor 1,4-hydroquinone.

Secara konvensional, oksidasi fenol dilakukan dengan metode kimia menggunakan katalis yang melibatkan logam mulia, oksida logam, dan enzim bersama dengan oksidan berbahaya.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Provinsi Bali Kamis, 3 Februari 2022

Tetapi metode ini memiliki banyak kelemahan, termasuk konversi bahan awal yang tidak lengkap dan kurangnya selektivitas produk serta bahaya lingkungan.

Dengan latar belakang ini, para peneliti dari Center for Nano and Soft Matter Sciences (CeNS) yang dipimpin oleh Dr Bhagavatula Prasad, dan CSIR-National Chemical Laboratory (NCL) menganggap elektrolisis sebagai cara yang efektif untuk melakukan transformasi oksidatif fenol menjadi 1, 4 hydroquinone.

Baca Juga: Link Streaming Pertandingan Bali United vs Persikabo Hari Ini

Transformasi organik elektrokimia sedang dilihat dengan minat besar akhir-akhir ini karena keuntungan ekonomi dan lingkungan yang mereka tawarkan dibandingkan metode transformasi kimia konvensional.

Karena transformasi ini biasanya dilakukan dalam media berair hanya dengan melewatkan listrik melalui substrat (dalam hal ini fenol), tidak ada oksidan/reduktor yang berbahaya bagi lingkungan yang terlibat dalam proses ini.

Baca Juga: Lirik Gending Rare, (Lagu Anak-anak) Panglong

Meskipun transformasi elektrokimia menawarkan begitu banyak keuntungan, ada beberapa masalah praktis, terutama yang berkaitan dengan oksidasi fenol.

Misalnya, elektroda berbasis logam konvensional tidak dapat digunakan untuk transformasi ini karena mereka mulai kehilangan aktivitas dari waktu ke waktu karena adsorpsi produk teroksidasi pada permukaannya.

Baca Juga: Film Mengejar Surga Akhirnya mendapat Jadwal Tayang Pada 10 Maret 2022

"Selanjutnya, sering kali mereka menyebabkan oksidasi fenol yang mengakibatkan kurangnya selektivitas produk dan pembentukan produk yang tidak diinginkan (tar). Selain itu, beberapa elektroda juga mengalami masalah seperti stabilitas fisik dan daya tahan elektroda seiring waktu," rilis dari Kementerian Sains & Teknologi.

Baca Juga: Sejumlah Laga BRI Liga 1 Ditunda Akibat Covid-19, PT LIB Terapkan Sistem Full Bubble

Melalui studi volta-metrik siklik yang terperinci, para peneliti NCL dan CeNS menetapkan bahwa semua kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan elektroda yang memiliki struktur seperti graphene yang tidak teratur dengan jumlah gugus fungsional permukaan pembawa oksigen yang diinginkan seperti hidroksil (-C-OH), karboksil ( -COOH), dan gugus karbonil (-CO).

Baca Juga: Cegah Bertambahnya Pemain yang Terpapar Covid-19, Persib Konsisten Jalani Sesi Latihan

Modifikasi permukaan dapat dicapai lagi dengan perlakuan elektrokimia elektroda dalam lingkungan asam.

Berdasarkan studi sistematis menggunakan teknik seperti spektroskopi Raman dan spektroskopi fotoelektron sinar-X, para peneliti menetapkan kondisi optimal untuk modifikasi permukaan ini.

Baca Juga: Jadi Klub Paling Terdampak Covid-19, Begini Komposisi Pemain Terkini Madura United

Dengan elektroda karbon yang dimodifikasi permukaannya secara tepat, konversi fenol sangat baik (99 persen) dengan selektivitas 87 persen menjadi 1,4-hidrokuinon, rilis tersebut menambahkan. ***

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah