Penyebab Jatuhnya 737-800 Masih Misterius, Analis Duga Karena ini

- 22 Maret 2022, 22:38 WIB
Anggota kepolisian setempat berjaga-jaga di sekitar Desa Simen yang dekat dengan lokasi jatuhnya pesawat China Eastern Airlines Boeing 737-800
Anggota kepolisian setempat berjaga-jaga di sekitar Desa Simen yang dekat dengan lokasi jatuhnya pesawat China Eastern Airlines Boeing 737-800 /South China Morning Post

BULELENGPOST.COM - Pesawat Boeing milik maskapai China jatuh secara ekstrim dengan posisi vertikal menghunjam bumi. 

Dikutip dari Reuters, Selasa, 22 Maret 2022, pesawat yang bernasib nahas itu adalah Boeing 737-800 milik maskapai China Eastern Airlines bernomor penerbangan MU5735. Pesawat itu berusia enam tahun.

Boeing 737-800 jatuh membawa serta 132 penumpang. Dipastikan tidak ada yang selamat dalam kecelakaan tragis tersebut.

Awalnya, pesawat itu lepas landas dari Bandara Changsui Kunming, Senin, 21 Maret 2022 pukul 13.15 siang waktu setempat.

Baca Juga: Sinopsis Film 'Jakarta vs Everybody': Perjuangan Keras Mewujudkan Cita-cita

Pesawat itu terbang menuju Guangzhou, dijadwalkan mendarat pukul 15.07 waktu setempat.

Sayang sekali, pesawat itu tidak pernah sampai di Guangzhou. Jam menunjukkan pukul 14.22 waktu setempat saat radar gagal melacak keberadaannya.

Di atas pegunungan kawasan Guangxi, dekat kota Wuzhou, China bagian selatan, terjadilah tragedi itu. Pesawat jatuh vertikal.

Situs pelacak penerbangan FlightRadar24 menunjukkan pesawat itu turun tajam dari ketinggian 29.100 kaki atau 8,8 km menjadi 7.850 kaki atau 2,3 km hanya dalam waktu satu menit.

Selanjutnya, pesawat itu sempat berusaha naik sebentar sekitar 20 detik, tapi akhirnya jatuh saat berada pada ketinggian 0,98 km atau 3.225 kaki.

Baca Juga: Tersisa 881 Kasus Aktif Covid-19 Provinsi Bali Selasa, 22 Maret 2022

Keterangan seorang warga setempat yang bermarga Li kepada media lokal Beijing Youth Daily menuturkan bahwa pada Senin, 21 Maret 2022 siang sekitar pukul 14.00 waktu setempat, dirinya yang sedang mengemudi tiba-tiba melihat sebuah pesawat terjatuh dari udara di depan matanya.

"Pesawat itu jatuh secara vertikal dari langit. Meskipun saya jauh, saya masih bisa melihat bahwa itu adalah sebuah pesawat," tutur Li.

"Pesawat itu tidak mengeluarkan asap saat jatuh, pesawat itu jatuh ke pegunungan dan memicu kebakaran, dan kemudian banyak asap mengepul keluar," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Editor Aerospace Knowledge yang berbasis di Beijing, Wang Ya'nan, menuturkan kepada Global Times bahwa menilai dari data penerbangan, tidak ada informasi untuk mengindikasikan pilot melakukan kontak apapun dengan kontrol di daratan.

Wang memperkirakan pesawat kemungkinan mengalami mati mesin pada ketinggian jelajah, yang membuat pilot kehilangan kendali atas pesawat.

Baca Juga: Karir dan Keuangan Zodiak Capricorn, Aquarius dan Pisces berlaku Rabu, 23 Maret 2022

Situasi itu, sebut Wang, bisa menjadi kegagalan teknis yang sangat serius di mana pesawat mau tidak mau harus mengalami penurunan ketinggian dalam kecepatan tinggi.

Namun demikian, tambah Wang, penyebab spesifik dari kecelakaan ini hanya bisa diketahui hingga kotak hitam pesawat ditemukan dan dianalisis. Tanda tanya besar masih ada.

Jean-Paul Troadec, mantan direktur Biro Penyelidikan dan Analisis Prancis untuk Keselamatan Penerbangan Sipil, mengatakan kepada AFP bahwa "terlalu dini" untuk menarik kesimpulan, tetapi dia mengatakan pola data FlightRadar tersebut "sangat tidak biasa", yakni pesawat turun dari ketinggian dalam waktu cepat.

Analis penerbangan yang berbasis di Amerika Serikat, Robert Mann dari RW Mann & Company mengatakan, para penyelidik akan membutuhkan perekam data penerbangan untuk memahami apa yang mungkin menyebabkan penurunan mendadak tersebut. Pengamat berpengalaman bernama Dan Elwell berbicara.

Baca Juga: Karir dan Keuangan Zodiak Libra, Scorpio dan Sagitarius berlaku Rabu, 23 Maret 2022

"Kecelakaan yang dimulai pada ketinggian jelajah biasanya disebabkan oleh cuaca, sabotase yang disengaja, atau kesalahan pilot," kata Dan Elwell, mantan kepala Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) kepada Reuters.

Elwell, yang memimpin FAA selama krisis 737-MAX, mengatakan kegagalan mekanis pada jet komersial modern jarang terjadi di ketinggian jelajah.

Seperti dilansir China Global Television Network (CGTN), Selasa, 22 Maret 2022 Kepala Eksekutif Boeing, Dave Calhoun, dalam suratnya pada Senin, 21 Maret 2022 waktu setempat menawarkan dukungan penuh dari para pakar teknisnya untuk penyelidikan yang dipimpin Otoritas Penerbangan Sipil China (CAAC).

"Kami sangat sedih dengan berita kecelakaan yang melibatkan pesawat 737-800 milik China Eastern Airlines," sebut Calhoun dalam pernyataannya.***

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: CGTN Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah