Hasil Studi Harvard : Pria yang Masturbasi 21 Kali Sebulan Berpotensi Cegah Kanker Prostat

- 7 Agustus 2021, 14:16 WIB
Mastubarsi  diyakini cegah kanker prostat
Mastubarsi diyakini cegah kanker prostat /India Times

Baca Juga: Selain Viral Berbikini di Jalan Raya, Dinar Candy Pernah Melelang Celana Dalam Miliknya Senilai Rp. 50 Juta

Frekuensi ejakulasi dianalisis saat pria memulai penelitian, pada pria rentang usia 20-an dan 40-an. Adapun penelitian juga menyesuaikan faktor eksternal seperti indeks massa tubuh, aktivitas fisik, konsumsi makanan dan alkohol dan stresor kehidupan seperti perceraian.

Mereka menyimpulkan bahwa pria yang sering ejakulasi setidaknya 21 kali sebulan, sepertiga lebih kecil berkemungkinan untuk mengembangkan sel kanker daripada mereka yang hanya ejakulasi empat sampai tujuh kali sebulan.

"Temuan ini memberikan bukti tambahan tentang peran menguntungkan dari ejakulasi yang lebih sering sepanjang masa dewasa dalam etiologi kanker prostat, terutama untuk penyakit berisiko rendah," tulis para penulis.

Baca Juga: Demo Tolak PPKM Sambil Berbikini, Dinar Candy Diciduk Polisi

Hubungan antara ejakulasi dan kanker prostat telah menjadi kontroversi di antara para peneliti.

Sebuah studi Harvard tahun 2004 justru tidak menemukan hubungan antara ejakulasi dan kanker prostat. Sementara itu sebuah penelitian di Australia yang diterbitkan pada tahun 2003 menemukan bahwa pria yang sering ejakulasi di masa dewasa muda akan memiliki penurunan risiko kanker.

Baca Juga: Perkosa Fans Berusia Remaja, Kris Wu Terancam Hukuman Mati

Sementara itu, sebuah studi tahun 2008 yang dilakukan oleh University of Cambridge benar-benar menemukan bahwa tingkat kanker prostat meningkat seiring dengan seringnya masturbasi. "Ada studi lain yang bertentangan. Tapi kebanyakan dari mereka setuju bahwa ada penurunan insiden kanker berisiko rendah," kata Dr Odion Aire, seorang ahli urologi Afrika Selatan, kepada Mashable.

Sampai saat ini, penelitian juga menyimpulkan pria yang paling mungkin terkena kanker prostat berusia di atas 50 tahun, dan memiliki keturunan Afrika. Kerap mengkonsumsi banyak produk susu, merokok atau obesitas juga tampaknya meningkatkan risiko kondisi tersebut.

Halaman:

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah