Demo Protes COVID-19 Di Berlin, Ratusan Pengunjuk Rasa Ditangkap

- 3 Agustus 2021, 10:04 WIB
Sejumlah pengunjuk rasa ditangkap saat aksi demonstrasi menentang penanganan COVID-19 di berlin
Sejumlah pengunjuk rasa ditangkap saat aksi demonstrasi menentang penanganan COVID-19 di berlin /The Guardian

BULELENGPOST.COM –  Lebih dari 600 orang telah ditangkap setelah berpartisipasi dalam aksi protes terhadap langkah-langkah penanganan COVID-19 di Jerman. Sekitar 13 demonstrasi terpisah terjadi di sekitar Berlin pada hari Minggu, 1 Agustus. Selain telah dilarang pemerintah, para peserta mengatakan mereka tidak akan melakukan aksi tersebut dengan mengikuti protokol kesehatan. Diperkirakan 5.000 dari 22.500 pengunjuk rasa dengan sengaja melanggar prokes dengan tidak memakai masker medis ataupun menjaga jarak.

Seperti dikutip dari The Guardian, Selasa, 3 Agustus 2021 Polisi setempat mengatakan peserta tidak mengindahkan perintah untuk mematuhi prokes. Tindakan tersebut pun dibalas dengan semprotan merica dan pentungan untuk membubarkan kerumunan. Meriam air dan tank yang mirip dengan kendaraan militer lapis baja juga akan dikerahkan jika aksi demonstrasi belum juga terurai.

Baca Juga: Sumbangan Rp. 2 Trilyun Disinyalir Bohong, Anak Akidio Tio Diringkus Polisi

Sementara itu Polisi juga mengkonfirmasi bahwa seorang pria berusia 49 tahun, yang telah melakukan perjalanan dari wilayah Rhineland dengan putranya untuk ikut aksi demo, mengalami pingsan dan kemudian tewas setelah menerobos penghalang. Permintaan otopsi pun telah disampaikan ke pengadilan Berlin. Disi lain, Kepala Persatuan Jurnalis Jerman (DJU) cabang Berlin-Brandenburg, Jörg Reichel telah diserang secara fisik di sela-sela aksi protes. Hal ini serangkaian tindakan pemantauan berbulan-bulan pada gerakan Querdenker (pemikir lateral). Gerakan itu menentang upaya pemerintah untuk membatasi penyebaran virus corona, menyebut tindakan itu sebagai fasis, dan mengutuk kampanye vaksin sebagai bentuk apartheid.

Baca Juga: Sepele Namun Berbahaya, Aktifitas ini Bisa membahayakan Diri Sendiri

Reichel, yang menurut saksi ditarik dari sepedanya kemudian dipukuli dan ditendang sebelum dilerai warga setempat merupakan seorang wartawan yang secara intens mendapatkan serangan verbal selama peliputan aksi demonstasi. Monique Hofmann, kepala DJU, mengatakan bahwa Reichel, yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, telah menerima berbagai ancaman dari Querdenker selama berbulan-bulan. Adapun foto dan nama bersangkutan juga telah bocor dan beredar luas di berbagai grup dan akun sosmed yang terafiliasi dengan gerakan tersebut. 

Baca Juga: Kasus COVID masih tinggi, Spanyol Dan Kepulauan Balearic Tetap Di Zona Merah

Sementara itu Polisi setempat telah mengumumkan pada hari Senin kemarin bahwa tiga demonstrasi jilid berikutnya akan direncanakan di kemudian hari. Adapun dengan judul "Tahun Kebebasan dan Perdamaian" dan "Hidup Bebas, Cinta Bebas", juga telah dicekal. Pihak penyelenggara demo berdalih bahwa mereka dikriminalisasi dari demonstrasi politik lainnya. Mereka mencontohkan parade Hari Christopher Street yang berlangsung di Berlin bulan lalu, sukses menarik 65.000 peserta meski aturan pemakaian masker dan pembatasan jarak sering diabaikan.

Baca Juga: Objek Wisata yang Wajib Dikunjungi jika Berlibur ke Bali

Halaman:

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x