BULELENPOST.COM --- Berikut adalah tradisi yang hanya ditemui saat Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali.
Galungan dan Kuningan jatuh setiap 6 bulan sekali atau 210 hari. Atau tepatnya pada Budha (Rabu) Kliwon Dungulan.
Dimana Galungan diperingati sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran/ kebaikan) melawan Adharma (kejahatan/ keburukan).
Baca Juga: Ala Ayuning Dewasa Bertepatan Hari Raya Galungan Rabu, 8 Juni 2022
Dan berikut ini adalah tradisi yang hanya ditemukan saat Galungan dan Kuningan.
Penjor Galungan
Penjor Galungan dipasang saat penampahan Galungan yang melambangkan aga basukih, dimana Basukih berarti kesejahteraan dan kemakmuran.
Penjor juga merupakan simbul Gunung yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan. Bahan untuk membuat penjor terdiri dari sebatang bambu yang ujungnya melengkung, dihiasi dengan janur/ daun Enau yang masih muda serta daun-daunan lainnya.
Baca Juga: Lirik Lagu Bali Rahajeng Galungan Lan Kuningan yang Dipopulerkan Oleh Mercy Band Bali
Ngelawang
Ngelawang berasal dari kata lawang yang artinya pintu. Ngelawang merupakan tradisi yang ditujukan untuk menolak bala atau petaka.
Ritual ngelawang dilakukan dengan berkeliling banjar atau desa sembari menarikan tarian barong Bangkung.
Konon Ngelawang muncul untuk mengembalikan ketenangan dan kedamaian di bumi karena adanya gonjang-ganjing dunia, musibah, dan bencana.
Baca Juga: Masih Aktif, Klaim Segera Kode Redeem Point Blank Hari Ini 7 Juni 2022
Mepatung
Dalam bahasa Indonesia mepatung berarti patungan, di mana masyarakat di Bali biasanya melakukan mepatung untuk membeli babi.
Tradisi Ngelawar
Menu lawar memang mudah ditemukan setiap hari di Bali namun ngelawar tidak bisa dipisahkan dengan perayaan Galungan. Lawar terdiri dari berbagai jenis, ada yang lawar barak, lawar kelungah hingga lawar gedang.
Baca Juga: Arti dan Makna Penjor Galungan
Tradisi Mujung di Buleleng
Tradisi ini lazim ditemukan di Buleleng, di mana mujung merupakan tradisi yang dilakukan saat Galungan.
Memujung dilakukan untuk sanak keluarga yang telah meninggal dan diletakkan di atas gundukan tanah kuburan.
Baca Juga: 13 Upacara Rangkaian Menyambut Galungan dan Kuningan yang Wajib Diketahui
Mekotek
Tradisi ini ada di Munggu, Badung yang mana seluruh laki-laki di desa munggu turun kejalan membawa tongkat panjang sekitar 2 meter kemudian disatukan dan menyerupai gunung.
Perang Jempana
Tradisi ini berlangsung saat Kuningan di Desa Timbrah, Klungkung. Dalam melaksanakan tradisi ini, tandu atau jempana yang membawa usungan sesajan akan diarak menuju pura.
Itulah tradisi unik yang hanya terjadi saat Galungan dan Kuningan di Bali. ***