Dibawakan Tiga Lintas Generasi, Simak Kisah Gandrung Pura Majapahit di Pesta Kesenian Bali 2024

- 2 Juli 2024, 07:50 WIB
Gandrung Pura Majapahit, Dibawakan Tiga Lintas Generasi
Gandrung Pura Majapahit, Dibawakan Tiga Lintas Generasi /Bulelengpost/Dinas Kebudayaan Provinsi Bali

BULELENGPOST.COM - Kesakralan warnai penampilan Sekaa Gandrung Pura Majapahit Banjar Munang Maning dan Banjar Samping Buni, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Selatan , saat tampil di ajang PKB ke- 46 di panggung Ratnakanda, Taman Budaya Bali, Senin, 1 Juli 2024.

Pementasan Gandrung ini membawakan 7 buah garapan tari dan tabuh yang disajikan apik oleh 3 lintas generasi , mulai penabuh anak-anak, dewasa hingga generasi tua. Diawali tabuh gambang sebuah garapan tabuh kuno, dengan komposisi gending yang berpedoman pada laras pelog. Kemudian dilanjutkan tabuh dan tari berjudul gegandrangan menyiratkan tarian pergaulan cinta kasih ditarikan oleh laki-laki.

Riuh penonton pun tampak bersemangat memberikan dukungan meski hujan melanda siang itu. Tarian ini dibawakan para penabuh lingsir atau tua dan para pengibing tampak silih berganti tampil ke panggung. Baik pengibing laki-laki maupun pengibing perempuan.
Kemudian dilanjutkan persembahan tari legong yang ditarikan tiga penari perempuan. Dan sebagai pengiring tabuh gegandrangan dari kalangan dewasa.

Baca Juga: Indahnya Perpaduan Tabuh, Tari dan Geguritan dalam Pesta Kesenian Bali Sanggar Puri Saraswati

Kemudian tabuh dan tari gegandrangan kembali dilanjutkan, bahkan tarian ini sepenuhnya dibawakan penari laki- laki. Suasana berbeda mulai dirasakan para penonton ketika para pengibing pria dan wanita alami ketidaksaran alias kerauhan. Para pecalangpun dengan sigap mengamankan pengibing yang tidak sadarkan diri dan harus dipercikan air suci oleh Jro Mangku.

Menariknya penari yang masih remaja itu dengan gemulai menari diiringi oleh para penabuh cekatan anak-anak yang terampil meski kategori rumit dan sulit memainkan bilah-bilah gandrung itu. Regenerasi Gandrung Pura Majapahit yang memiliki kekhasan dari tabuh yang disakralkan itu, mampu menunjukan keberlanjutan kesenian sakral yang ada di Kota Denpasar.

Baca Juga: Jika Punya Nyali, Tonton 4 Film Horror Tayang di Netfilx Juli 2024

Jro Mangku Md Yudana selaku Pengayah atau Mangku di Pura Majapahit menuturkan, Gandrung Pura Majapahit diamong dua Banjar yaitu Br. Gandrg muning dan Br. Samping Buni. Gandrung ini sudah diwarisi sejak 1900, dan puncak kejayaan pada dekade 1940an.

“Penabuh yang cukup terkenal saat itu adalah ada maestro I Ketut Mandra, I Ketut Godra dan penarinya I Ketut Manda, dalam kiprahnya kemudian kesenian gandrung ini luar biasa pentas di seluruh desa -desa yang ada,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah