Penjelasan Tentang Kerauhan dan Jenisnya, Bagaimana Bisa Terjadi Kerauhan?

2 September 2022, 05:25 WIB
mengenal kerauhan yang melekat dengan budaya bali /Telusur Bali/ /

BULELENGPOST.COM --- Berikut adalah penjelasan singkat tentang fenomena kerauhan yang acapkali ditemukan di Bali.

Bagi mereka yang sering datang ke Bali pasti tak asing lagi dengan kata kerauhan atau kerangsukan.

Ini bisa ditemukan biasanya pada serangkaian upacara keagaam di sebuah Pura atau pementasan Calonang.

Lalu apa sebenarnya kerauhan itu? Dan berikut ini adalah penjelasan singkat tentang kerauhan atau kerangsukan.

Baca Juga: Daftar Purnama dan Tilem Sepanjang Bulan September 2022, Ada kajeng Kliwon Uwudan

Kerauhan adalah tradisi yang sudah diwariskan sejak dahulu di Bali.

Kerauhan merupakan sebuah pembuktian tentang kemahakuasaan Ida Sanghyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya.

Namun perlu diingat bahwa kerauhan tidak terjadi disembarang temapat, pun pada pelaksanaannya.

Kerauhan dilaksanakan pada tempat tertentu dan dengan ritual keagamaan yang melibatkan pemuput upacara seperti sulinggih atau pemangku pura.

Baca Juga: Banten Kajeng Kliwon Uwudan, Siapa yang Dituju ? Lengkap dengan Pejelasannya

Kerauhan biasanya terjadi pada saat hari suci atau piodalan namun pada kesempatan berbeda kerauhan juga bisa terjadi pada waktu dan tempat yang tak terduga.

Selain di tempat suci, kerauhan juga dilaksanakan umat (pengempon pura) dan adanya Tapakan Kerauhan.

Sebagaimana dilansir dari laman Disbud Buleleng pada Kamis, 1 September 2022, kerauhan yang dalam bahasa harafiah berarti kesurupan ini berasal dari kata rauh yagn berarti datang.

Dimaksudkan kedatangan energi Dewa yang dibeberapa tempat khususnya desa di Bali sekarang masih diwarisi, sebagai bentuk Tuhan dalam manifestasinya turun ke dunia membina umatnya.

Baca Juga: Penjelasan Tentang Rainan Pegatwakan Lengkap dengan Banten yang Digunakan

Dilansir dari laman Terluru Bali, Kamis, 1 September 2022, Dosen sekaligus praktisi, Komang Indra Wirawan atau Komang Gases menyebut kerauhan berasal dari kata ‘rauh’ yang artinya mendatangkan dalam ranah sakral.

Krauhan atau juga dikenal sebagai kerangsukan menurut Gases disebabkan oleh kesengajaan memasukkan energi ke dalam tubuh.

Lebih lanjut, kerauhan itu sendiri dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut ini.

Kerauhan Dewa terjadi apabila ada yadnya yang sifatnya Dewani dan menunjukkan sifat halus, seperti perkataannya halus, etika sesana mengikuti dewa, dia adalah kerauhan dewa.

Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam, Shio Anjing dan Shio Babi hari Jumat, 2 September 2022

Jika kerauhan prasanak atau prerencang Ida Bhatara pasti agak sedikit ekstrim seperti mengambil keris, metebekan, ngambil api seperti Sang Hyang Jaran.

Ada pula kerauhan Bhuta, yang ditunjukkan dengan memakan ayam, atau minum arak sebanyak-banyaknya. ***

Editor: Gede Apgandhi Pranata

Tags

Terkini

Terpopuler