Makna Otonan dan Perhitungan untuk Menentukan Otonan di Bali

- 11 Januari 2022, 09:00 WIB
ilustrasi Arti Selendang Dalam Pakaian Adat ke Pura Umat Hindu, Bukan Hanya Pelengkap Penampilan
ilustrasi Arti Selendang Dalam Pakaian Adat ke Pura Umat Hindu, Bukan Hanya Pelengkap Penampilan /Pixabay

BULELENGPOST.COM --- Berikut ini adalah makna dari otonan dan mantra untuk otonan. Otonan atau Pawetuan merupakan peringatan hari lahir menutu masyarakat Hindu di Bli.

Otonan berdasarkan Sapta wara, Panca wara, dan Wuku. Kemudian, otonan diperingati setiap 210 hari atau 6 bulan menurut perhitungan kalender Bali.

Otonan tidak diwajibkan membuat upacara yang besar atau mewah, namun otonan untuk bayi berusia 6 bulan pertama biasanya ada upcara khusus dan di masing-masing daerah memiliki aturan serta tradisi berbeda untuk otonan bayi pertama.

Baca Juga: Daftar 10 Wewaran Sesuai Ajaran Hindu di Bali

Meski dikaitkan dengan hari lahir, otonan tentu berbeda dengan ulang tahun menurut perhitungan Kalender Masehi.

Otonan juga tidak bisa asal-salan sebab akan memengaruhi orang tersebut. Sebab, alam lontar pawacakan dan lontar jyotisha, jika keliru dalam penetapan otonan anaknya akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Jenis-jenis Rainan Tumpek yang Dilalui Sepanjang Tahun, Lengkap dengan Mantranya

Otonan ditentukan oleh kalender Bali yakni Saka. Dimana perhitungan hari dimulai saat matahari terbit sekitar jam 6 pagi dan ini berbeda dengan kalender masehi yang menggunakan perhitungan waktu 24 jam dimana hari berganti dihitung setelah melewati pukul 12 malam atau 24.00.

Ada pun sarana upacara untuk melakukan otonan yang bisanya secara umum pasti ada yakni Banten Pejati (untuk Bhatara Guru/Kemulan), Dapetan (sebagai tanda syukur), Sesayut Pawetuan (untuk Sang Manumadi), Segehan (untuk Bhuta) dan Canang sari dan dupa dan lainnya.

Halaman:

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x