BULELENGPOST.COM --- Berikut adalah Banten, mantra dan penjelasan tentang Kajeng Kliwon Uwudan. Kajeng Kliwon terdiri dari beberapa yakni Kajeng kliwon Uwudan, Kajeng Kliwon Enyitan dan Kajeng Kliwon Pamelastali.
Terjadinya Kajengkliwon berdasarkan pertemuan antara Triwara yakni Kajeng dan pancawara yakni Kliwon. Kajeng Kliwon Enyitan terjadi setelah Tilem dan Kajeng Kliwon Uwudan terjadi setelah Purnama sedangkan untuk Kajeng Kliwon Pamelastali terjadi setiap enam bulan sekali.
Di mana, Kajeng Kliwon ini uga disebut sebagai hari Watugunung Runtuh, diperingati setiap 6 bulan sekali, tepatnya 5 hari sebelum Hari Raya Saraswati.
Baca Juga: Makna Purnama Tilem
Seperti Purnama dan juga Tilem, Kajengkliwon datang setiap 15 hari sekali. Biasanya ketika Kajeng Kliwon datang, umat Hindu khususnya di Bali akan menghaturkan sesaji di rumah dan merajan.
Pada Minggu, 16 Oktober terjadi kajeng Kliwon Uwudan sekaligus Pamelastali, biasanya umat Hindu di Bali akan menghaturkan sesaji berupa blabaran atau segehan, tipat dampul.
Baca Juga: Makna dan Pengertian Kajeng Kliwon
Pada kajeng kliwon juga dikenal sebagai hari yang digunakan untuk berbuat ugig oleh mereka yang menekuni ilmu pengleakan di Bali.
Dikutip dari laman Disbud Buleleng di Bali, Pangeleakan atau Penestian dihidupkan pada waktu rahina Kajeng Kliwon.