Penjelasan Tentang Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, Pembersihan Bhuana Agung dan Bhuana Alit

- 28 Desember 2022, 20:20 WIB
Ilusterasi banten Bali
Ilusterasi banten Bali /dok. Gede Apgandhi Pranata/ Bulelengpost

BULELENGPOST.COM --- Berikut ini adalah penjelasan tentang Sugihan Bali dan juga Sugihan Jawa serta Sugihan Tenten yang merupakan rangkaian dari rainan Galungan dan Kuningan.

Dalam artikel ini akan dibahas tentang Sugihan Jawa dan juga Sugihan Bali serta Sugihan Tenten. Mungkin tidak banyak yang mengetahui jika sugihan terdapat 3 bagian.

Setelah Tumpek Bubuh, umat Hindu juga menggelar upacara yang disebut sebagai Sugihan Jawa pada Wraspati (Kamis) Wage Wuku Sungsang, sedangkan Sugihan Bali pada Sukra (Jumat) Kliwon Wuku Sungsang.

Biasanya, Sugihan ini akan digelar selang sehari saja. Kedua Sugihan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan sebab keduanya adalah rangkaian dari perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Baca Juga: Upacara Rangkaian Menyambut Galungan dan Kuningan

Sugihan Jawa diimplementasikan sebagai pembersihan Bhuana Agung sedangkan Sugihan Bali digambarkan sebagai pembersihan Bhuana Alit.

Pelaksanaan upacara Sugihan Jawa secara sekala yaitu dengan membersihkan lingkungan Pura, tempat tinggal, dan peralatan upacara di masing-masing tempat suci.

Baca Juga: Penjelasan Tentang Sugihan Tenten, Sugihan Jawa dan Sugihan Jawa sebagai Rangkaian dari Galungan

Secara Niskala yaitu dengan menghaturkan prayascita pada setiap Pelinggih dan area Pura atau tempat suci. Sementara, Sugihan Bali memiliki makna yaitu menyucikan diri sendiri (Bhuana Alit), yaitu dengan memohon tirta pembersihan atau penglukatan pada Kemulan.

Baca Juga: Mantra yang Bisa Digunakan saat Galungan, Kuningan dan Pagerwesi

Selain Sugihan Bali dan Sugihan Jawa, ternyata masih ada satu lagi Sugihan yang belakangan memang jarang dilaksanakan oleh masyarakat yakni Sugihan Tenten.

Menurut Ida Pandita Mpu jaya Dhaksa Samyoga, dalam Dharma Wacana di kanal Youtube Ong Kara Amerta, Umat Hindu dalam Lontar Sundarigama sejatinya mengenal tiga tahapan Sigihan, yakni Sugihan Tenten yang jatuh pada Buda Pon Sungsang dilanjutkan dengan Sugihan Jawa pada Weraspati Wage Sungsang dan Sugihan Bali pada Sukra Kliwon Sungsang.

Baca Juga: Lirik Lagu Galungan lan Kuningan Lolot Band

Kendati memiliki makna yang berbeda tapi tujuannya tetap sama yakni perbersihan. Disebut sebagai Sugihan Tenten dengan makna ngentenin atau menyadarkan.

Mengingatkan umat manusia bahwa sebelum Kemenangan Dharma tiba Bhuta Tiga akan hadir untuk menggoda umat manusia. Untuk itu, Sugihan Jawa, Sugihan Bali dan Sugihan Tenten, sebaiknya ketiganya dilaksanakan. ***

 

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah