SpaceX Libatkan Robot Astronot dalam Misi Penerbangan Terbaru

24 Agustus 2021, 10:16 WIB
Demo Teknologi Lengan Robot S1, yang dirancang oleh startup robot luar angkasa Gitai Japan Inc /Courtesy of Nasa

BULELENGPOST.COM - SpaceX menargetkan hari Sabtu untuk peluncuran misi pasokan berikutnya ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dan berencana untuk melakukan beberapa eksperimen ilmiah yang lebih menarik.

Baca Juga: Catatkan Nol Kasus Infeksi, Cina jadi Negara Pertama yang Redam Varian Delta

Nasa dalam sebuah pernyataan mengatakan ketika pesawat ruang angkasa Dragon dengan roket Falcon dari Kennedy Space Center di Florida di Amerika Serikat diluncurkan, itu akan dimuat dengan proyek-proyek penelitian yang didedikasikan untuk mengeksplorasi segala sesuatu terkait kesehatan astronot hingga ketangkasan robot dan bagaimana tanaman menangani stres.

Dilansir dari, Al Jazeera, Selasa, 24 Agustus 2021, Eksperimen dari startup robotika luar angkasa Gitai Japan Inc ini juga akan menguji ketangkasan dan kemampuan manuver lengan robot di dalam Bishop Airlock.

Baca Juga: Presiden sahkan Perpres 72 Tahun 2021 sebagai Acuan Percepatan Penurunan Stunting

Chief Technology Officer Gitai, Toyotaka Kozuki mengatakan dalam siaran pers bahwa robot tersebut dapat menyediakan sumber tenaga kerja yang murah dan lebih aman di luar angkasa.

Di Bumi, robot itu dapat digunakan untuk membantu dalam upaya bantuan bencana atau keadaan darurat nuklir di mana mengirim manusia untuk membantu bisa berbahaya.

Ini juga akan mencakup eksperimen yang didedikasikan untuk "pertumbuhan tanaman, kolonisasi semut, dan siklus hidup udang air asin" yang dirancang oleh sekelompok Pramuka dari Florida tengah.

Baca Juga: Terkendala Pasokan Chip, Toyota Kurangi Jumlah Produksi di Jepang dan Amerika Utara

Ini adalah misi memasok ke ISS ke-23 yang dilakukan oleh SpaceX milik Elon Musk, dan peluncurannya ditargetkan pada pukul 03:37 waktu setempat (07:37 GMT) pada hari Sabtu.

Satu percobaan akan menggunakan metabolit yang dibuat sebagai produk sampingan selama pembuatan anggur untuk melihat apakah "zat seperti antioksidan yang terbentuk saat makanan dipecah dapat melindungi tulang selama penerbangan luar angkasa", menurut NASA.

Baca Juga: Berlakukan Lockdown, Kota Terbesar di Vietnam Dijaga Ketat Tentara

Eksperimen lain yang disponsori oleh European Space Agency, European Astronaut Center dan German Aerospace Center's Institute of Space Medicine akan menggunakan perangkat kecil untuk mengambil gambar retina mata astronot untuk memeriksa mereka untuk sindrom neuro-okular terkait penerbangan luar angkasa (SANS).

Kondisi ini "diduga terkait dengan paparan gayaberat mikro dalam waktu lama" dan mempengaruhi lebih dari dua pertiga astronot, kata peneliti utama Juergen Drescher dalam siaran pers.

Baca Juga: Ketok Palu, Juliari Batubara Divonis 12 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

“Saat ini, masalah penglihatan yang mungkin muncul dari SANS dimitigasi dengan memberikan kacamata atau lensa kontak kepada awak kapal. Misi multi-tahun ke Mars dapat memperburuk gejala ini, dan ada kebutuhan akan perangkat seluler untuk diagnostik gambar retina,” jelas Drescher.***

 

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler