BULELENGPOST.COM - Saat Taliban meraih tampuk kekuasaan Afghanistan, beberapa anggota kelompok ekstrimis Islam ini tampaknya meluangkan waktu untuk masuk ke Clubhouse, aplikasi media sosial berbasis audio yang sedang hits.
Dikutip dari New York Post, juru bicara Taliban menjalankan ruang obrolan dalam aplikasi di mana mereka membahas agama dan rencana mereka untuk masa depan Afghanistan, yang dengan cepat jatuh ke dalam kendali kelompok ekstremis di tengah penarikan pasukan Amerika.
Baca Juga: Demi Keamanan Warga Sipil, Clubhouse Hapus Informasi Pribadi Pengguna di Afghanistan
Baca Juga: Taliban Menang, Partai Komunis Pakistan : Ini Menginspirasi Kelompok Jihad di Seantero Negeri
“Taliban menyebut saya kasar dan memotong mikrofon saya setelah saya mengatakan yang sebenarnya tentang mereka,” ungkap Haanya Saheba Malik, pengguna Clubhouse Afghanistan yang tidak sengaja bergabung di chatroom Taliban.
“Mereka secara terbuka menyerukan bahwa kami yakni orang-orang kafir pejuang hak asasi manusia pantas dihukum mati,” tuturnya.
Sekadar informasi, persyaratan layanan di Clubhouse melarang perilaku tidak bermoral, rasis, atau diskriminatif berdasarkan ras, etnis, asal negara, kasta, orientasi seksual, jenis kelamin, identitas gender, afiliasi agama, usia, kecacatan, atau penyakit serius.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Konfirmasi Terkena covid, Ceritakan Dirinya Hampir Meninggal
Akan tetapi, aplikasi yang didukung oleh investor papan atas seperti Andreessen Horowitz dan Tiger Global Management, serta pengusaha selebritas Audrey Gelman itu tampaknya telah memungkinkan grup chatroom Taliban untuk beroperasi di platform tersebut setidaknya selama dua minggu.