Rusia Kuasai Reaktor Nuklir Chernobyl, Tingkat Radiasi Dilaporkan Meningkat

25 Februari 2022, 23:19 WIB
Pasukan Rusia dikabarkan telah menguasai wilayah di sekitar Chernobyl /The Insider

BULELENGPOST.COM - Pasukan Rusia di Ukraina dikabarkan sudah memasuki kawasan Pripyat.

Kawasan tersebut merupakan rumah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl yang terkenal pernah mengalami tragedi ledakan besar pada 1986 silam.

Sebelumnya, Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan kepada Associated Press bahwa pasukan Rusia mengambil kendali atas pembangkit listrik tenaga nuklir yang telah dinonaktifkan itu.

Pihak berwenang di sana juga mengatakan dalam proses serangan di daerah itu, tembakan menghantam gudang limbah radioaktif di Chernobyl.

Baca Juga: LPDP 2022 Resmi Dibuka, Simak Tata Cara Pendaftarannya

Dikutip dari Insiders, Jumat, 25 Februari 2022, ilmuwan setempat menemukan adanya peningkatan jumlah radiasi di daerah tersebut pascaserangan Rusia ke Ukraina.

Sekarang para ilmuwan sibuk mengamati tanda-tanda peristiwa radioaktif apa pun yang sedang berlangsung.

Termasuk melacak setiap awan radioaktif berbahaya yang bisa naik dari daerah itu dan melayang melalui Eropa dan mungkin di luarnya.

Baca Juga: 8 Pemain Persija Merapat, Timnas U-19 jadi Rasa Macan Kemayoran

Pada 26 April 1986, melalui serangkaian kegagalan selama latihan keselamatan, sebuah reaktor di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl hancur karena ledakan hebat.

Ledakan itu memuntahkan radiasi ke seluruh Eropa dan deteksi radiasi di Eropa adalah tanda pertama bahwa ada yang tidak beres di pembangkit nuklir saat itu.

Saat ini reaktor nonaktif, namun reaktor dan limbah radioaktif di sekitarnya tetap menjadi ancaman besar bagi orang-orang di sekitar pembangkit.

Radius 20 mil atau 32 km lebih ditarik di sekitar pembangkit dan disebut sebagai “zona eksklusi”.

Baca Juga: Jadikan Kekalahan yang Terakhir, Arema Janji Sapu Bersih 6 Pertandingan yang Tersisa

Sebagai informasi juga, area yang sangat terkontaminasi ini telah ditutup untuk tempat tinggal manusia sejak bencana 1986 silam.

Area pembangkit kini telah ditutupi kubah beton setelah bencana tersebut untuk mengunci puing-puing radioaktif tambahan agar tidak meninggalkan daerah itu.

Karena itu, tempat perlindungan baru dibangun di atas lokasi untuk membatasi materi radioaktif dengan lebih baik. Konstruksi dimulai pada 2010 dan selesai pada 2019.

Sementara tempat penampungan baru ada, situs dan area penahanan limbah radioaktif di dekatnya memerlukan pemantauan dan layanan berkelanjutan sampai saat ini.

Dengan invasi Rusia ke Ukraina, status sumber daya penting itu terancam.

Baca Juga: Beri Sanksi ke Rusia, UEFA Pindahkan Lokasi Final Liga Champions ke Paris

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang berbasis di Wina, Austria, mengatakan telah diberitahu oleh Ukraina bahwa angkatan bersenjata tak dikenal telah mengambil alih pembangkit nuklir tersebut.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi menyerukan pengendalian maksimum untuk menghindari tindakan yang dapat membahayakan fasilitas nuklir Ukraina.

“Sejalan dengan mandatnya, IAEA memantau perkembangan di Ukraina dengan fokus khusus pada keselamatan dan keamanan pembangkit listrik tenaga nuklirnya dan fasilitas terkait nuklir lainnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Ramalan Pisces Akhir Februari 2022, Peluang Bagus Akan Menghampiri, Manfaatkan dengan Baik

Invasi ke situs Chernobyl bukanlah serangan pertama Rusia dalam insiden nuklir di Eropa. Pada Juni 2020, limbah radioaktif misterius melayang ke Eropa.

Pada saat itu, Lassina Zerbo, Sekretaris Eksekutif Organisasi Perjanjian Larangan Uji Nuklir Komprehensif (CTBTO), berbagi berita bahwa sensor di Swedia telah mendeteksi tiga isotop yang biasanya terkait dengan fisi nuklir.***

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Insider

Tags

Terkini

Terpopuler