BULELENGPOST.COM - Pada Sabtu malam, situasi di sekitaran 37th Avenue di Queens tampak terlihat normal. Namun ketegangan baru muncul pukul 22:40 waktu setempat, ketika dua pria bersenjata mengenakan hoodies dan topeng berbelok di sudut jalan dan melepaskan tembakan acak.
"Para pelaku membidik tiga pria di depan tempat pangkas rambut yang diyakini sebagai anggota geng Trinitarios, tetapi juga menyerang tujuh orang di sekitarnya." ujar polisi
Baca Juga: Demo Protes COVID-19 Di Berlin, Ratusan Pengunjuk Rasa Ditangkap
Dilansir dari New York Times, Selasa, 3 Agustus 2021 para pelaku melompat ke atas sepasang skuter yang menunggu dan dikendarai anak buah pelaku. Mereka berhasil kabur sebelum aparat berwenang tiba di TKP.
????WANTED for ASSAULT: On 7/31/21 at approx. 10:41 PM, in front of 97-07 37 Ave in Queens, two males displayed firearms and shot into a crowd striking 10 people, then 2 additional suspects picked them up on scooters and fled. Any info? DM @NYPDTips, or call them at 800-577-TIPS. pic.twitter.com/kepo3L6i0b— NYPD NEWS (@NYPDnews) August 1, 2021
Penembakan massal di North Corona, merupakan lingkungan dengan mayoritas imigran dari amerika Latin. Lingkungan ini merupakan daerah minim kekerasan senjata yang akhirnya menarik perhatian calon walikota dari Partai Demokrat dan Republik untuk menengok lokasi kejadian. Para kader partai inipun mendorong kepolisian New York City untuk meningkatkan pengawasannya terhadap geng dan kekerasan senjata.
Eric Adams, kader Demokrat dan mantan kapten polisi yang memiliki catatan penegakan hukum yang baik, memperingatkan bahwa kekerasan hanya akan memburuk tanpa intervensi yang memadai. “Kami kehilangan pegangan pada keselamatan publik, dan kami harus segera merespons dan memperlakukan ini seperti krisis,” kata Adams yang digadang - gadang akan menjadi walikota kota berikutnya.
Baca Juga: 4 Faktor Ribuan Pelamar CPNS di Denpasar Tak Lolos Seleksi Administrasi
Dia juga meminta pemkot agar memfokuskan penegakan hukum pada kekerasan senjata dengan geng gabungan dengan berkordinasi secara intensif pada lembaga federal dan negara bagian. Dirinya juga meminta dukungan untuk pemberlakuan kembali unit polisi berpakaian preman untuk berburu senjata ilegal.
Sementara itu kader dari Partai Republik, Curtis Sliwa, menyerukan perluasan database geng kriminal di Departemen Kepolisian serta menyediakan lebih banyak uang untuk membayar informan rahasia. Sebelumnya pada hari itu, polisi merilis video pengawasan dari pelaku dan anak buahnya dan memohon kerjasama publik untuk menyelesaikan kejahatan tersebut. Kepala Detektif James Essig mengatakan dirinya merasa terganggu oleh apa yang dia lihat sebagai “serangan terkoordinasi yang kurang ajar.”
Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra
Sumber: New York Times