Network
BULELENG POST - Laporan pemerintah Israel mengatakan tingkat pengangguran di negaranya bulan lalu naik menjadi 9%, bahkan setelah sebagian besar bantuan sosial dihapus. Hal ini menyusul setelah Varian Delta semakin mengganas di sejumlah negara.
Dilansir dari Times Of Israel, Selasa, 3 Agustus 2021, Tingkat pengangguran pada paruh pertama Juli adalah sembilan persen, naik dari 8,8% pada paruh kedua Juni, jelas Biro Pusat Statistik Israel. Hingga kini, sebanyak 383.700 orang menganggur dan cuti tidak dibayar karena COVID-19 pada paruh pertama Juli, menurut CBI.
Baca Juga: 10 Orang Terluka Dalam Aksi Penembakan Masal di Queens
Sebelum pandemi, diperkirakan 150.000 orang Israel, atau 3,5%, menganggur. Ada sekitar 130.000 lowongan kerja di seluruh negeri yang menunjukkan adanya kesenjangan antara pemberi kerja dan pencari kerja. Belum lagi kebutuhan akan pelatihan ulang bagi sebagian penganggur. Tingkat pengangguran tetap sangat tinggi di industri perhotelan dan di Tel Aviv.
Baca Juga: Digital Pariwisata Bali masih Lemah
Salah satu faktor yang mungkin meningkatkan jumlah pengangguran adalah kenyataan bahwa sekolah ditutup untuk liburan musim panas. Sekolah sering meniadakan beberapa pekerjaan selama liburan musim panas. Beberapa orang tua wali juga memilih untuk tetap di rumah, daripada membayar program penitipan anak atau kamp yang mahal.
Baca Juga: Gunakan Jenis Vaksin Pfizer dan Vaksin Moderna, Ibu Hamil Siap di Vaksin Covid-19
Data yang dirilis Senin lalu mencerminkan tingkat pengangguran bulan lalu sebelum varian Delta meluas. Seorang pejabat tinggi kesehatan memperingatkan pada hari Senin lalu bahwa peningkatan kasus yang disebabkan oleh varian Delta yang dikenal sangat menular dapat mendorong pemerintah untuk memperketat beberapa peraturan, dan beberapa orang mungkin takut untuk kembali bekerja.
Baca Juga: 30 Gejala Kanker yang Tidak Boleh Diabaikan
