Baca Juga: Enam Anggota Kelompok Ekstremis Manipur Tewas di Myanmar
Di lain pihak, aktivis HAM mengatakan penahanan itu melanggar hak asasi manusia dari kelompok minoritas.
Xinjiang berbagi perbatasan sempit dengan Afghanistan, dan Beijing khawatir tentang kekerasan yang meluas di perbatasannya jika Taliban mengambil kendali di Afghanistan setelah penarikan pasukan AS.
Baca Juga: Penuhi Panggilan, JRX SID Tiba di Polda Metro Jaya Gunakan Masker Warna Hitam
Baca Juga: Sentimen SARA kian Memanas, Minoritas di India Hidup dalam Bayang - Bayang Ketakutan
Rusia telah berusaha untuk memperluas hubungannya dengan Cina setelah hubungannya dengan Barat merosot ke posisi terendah pasca-Perang Dingin atas sejumlah ketegangan di antaranya; pencaplokan Krimea Ukraina tahun 2014 oleh Moskow, tuduhan serangan peretasan Rusia, campur tangan dalam pemilihan umum dan perselisihan lainnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin China, Xi Jinping, telah mengembangkan hubungan pribadi yang kuat untuk meningkatkan “kemitraan strategis” antara bekas saingan Komunis mengingat Moskow dan Beijing sama - sama menghadapi ketegangan yang meningkat dengan Barat.
Baca Juga: Aturan Masuk Pusat Perbelanjaan Menunjukkan Kartu Vaksin Masih Tahap Uji Coba
Meskipun Rusia dan China di masa lalu menolak kemungkinan membentuk aliansi militer, Putin mengatakan pada keterangannya di musim gugur lalu, bahwa prospek semacam itu tidak dapat dikesampingkan sepenuhnya.
Putin juga mencatat pada bulan Oktober bahwa Rusia telah berbagi teknologi militer yang sangat rahasia dengan Cina. Hal inipun diharapkan dapat membantu secara signifikan kemampuan pertahanan masing - masing negara.***