Ingin Buka Hubungan Diplomatik, Putin Minta Taliban untuk lebih 'Beradab'

- 4 September 2021, 09:02 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin /Reuters

Baca Juga: DPR RI: Jangan Sampai Pertumbuhan Ekonomi Digital Terhambat Gara-Gara Lemahnya Keamanan Data

“Pertama-tama cari tahu informasi kepada mereka yang telah berperang dengan anda selama 20 tahun, dan kemudian bicarakan tentang bagaimana anda akan menghadapi Rusia dan China,” kata Putin.

Sementara itu, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan negaranya tidak dapat menerima pengungsi Afghanistan yang bekerja dengan AS karena "logistik" dan apa yang ia gambarkan sebagai "nuansa dan masalah yang berkaitan dengan kedaulatan Kazakhstan". 

Baca Juga: Lokasi dan Harga Nasi Babi Guling di Denpasar dan Sekitarnya

 

Sejauh ini, duta besar Rusia di Kabul bertemu dengan perwakilan Taliban beberapa hari setelah pengambilalihan dan mengatakan Moskow akan mempertahankan kedutaannya di negara itu.

Pekan lalu, Putin mengatakan Rusia tidak akan ikut campur di Afghanistan dan bahwa Moskow telah belajar dari pendudukan Soviet di negara itu. Moskow terlibat dalam perang 10 tahun di Afghanistan yang berakhir dengan penarikan pasukan Soviet pada 1989.

Sementara Moskow optimis dengan hati-hati tentang kepemimpinan baru di Kabul, mengatakan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri, Taliban masih terdaftar sebagai organisasi "teroris" di Rusia.

Baca Juga: 5 Manfaat Daun Binahong bila Dikonsumsi

Rusia baru-baru ini mulai mengevakuasi warganya dan beberapa negara bekas Soviet karena situasi keamanan di negara itu memburuk, dan Moskow telah memperingatkan tentang kelompok-kelompok “ekstremis” yang menggunakan gejolak politik di negara asalnya untuk memasuki negara-negara tetangga sebagai pengungsi.

Halaman:

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah