Pemimpin Kudeta Guinea Mulai Siapkan Pemerintahan Transisi

- 15 September 2021, 09:58 WIB
Kelompok militer yang melakukan kudeta di Guinea mendapatkan dukungan dari sipil
Kelompok militer yang melakukan kudeta di Guinea mendapatkan dukungan dari sipil /Reuters

 

BULELENGPOST.COM - Para pemimpin militer di balik kudeta yang menggulingkan Presiden Guinea Alpha Conde pekan lalu telah memulai konsultasi dengan para pemimpin politik, agama dan bisnis.

Hal itu sebagaiamana dalam rangka pembentukan pemerintahan transisi yang baru.

Dikutip dari Al Jazeera, Rabu, 15 September 2021, dialog pada hari selasa kemarin diharapkan untuk menjabarkan kerangka kerja pemerintah persatuan nasional yang dijanjikan yang akan membawa Guinea kembali ke tatanan konstitusional.

Baca Juga: Partai Maori di Selandia Baru Desak Negaranya Ganti Nama Menjadi Aotearoa

Diharapkan untuk menentukan durasi transisi, reformasi politik dan kelembagaan apa yang diperlukan sebelum pemilu, dan siapa yang akan memimpin transisi.

Pertemuan dengan pimpinan partai politik utama akan dilanjutkan dengan pembicaraan dengan perwakilan pemerintah daerah dan ormas keagamaan.

Kelompok masyarakat sipil, misi diplomatik, kepala perusahaan pertambangan dan pemimpin bisnis juga dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin kudeta sepanjang pekan ini.

Baca Juga: Serangan Bom Bunuh Diri Oleh Kelompok Teroris Al-Shabab Tewaskan 11 Orang di Somalia

“Kami akan kembali ke staf dan aliansi kami masing-masing untuk mencoba merumuskan secara tertulis visi kami, proposal kami yang akan kami serahkan kepada otoritas baru,” pemimpin oposisi utama Cellou Dalein Diallo.

Kudeta 5 September, yang dipimpin oleh pasukan khusus Guinea dan dipimpin oleh Mamady Doumbouya, telah dikecam oleh mitra pemerintahan Guinea dan badan-badan regional.

Blok politik dan ekonomi utama Afrika Barat, Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) yang menangguhkan Guinea dari badan pembuat keputusannya, telah menyerukan transisi singkat yang dipimpin kelompok sipil.

Baca Juga: Dukung Upaya Pemulihan Ekonomi, Pengamat: Indonesia Perlu Keterbukaan Ekonomi

Reporter Al Jazeera, Ahmed Idris mengatakan junta militer masih mempertimbangkan penahanan Conde meskipun ada seruan dari komunitas internasional untuk membebaskannya.

"Ini adalah pria yang masih memiliki jumlah pengikut yang signifikan di negara ini," katanya.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi pada Senin malam, para pemimpin kudeta mengumumkan bahwa mereka akan membuka kembali semua perbatasan darat negara itu mulai Rabu.

Baca Juga: Perilisan Game Dying Light 2 Ditunda hingga 2022

Sebelumnya, penutupan seluruh jalur perbatasan secara resmi dilakukan untuk alasan keamanan. Sebuah langkah yang telah menyebabkan ketegangan diplomatik dengan negara-negara tetangga.***

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah