Pfizer-Biontech Siapkan Vaksin Booster Khusus untuk Varian Omicron

- 9 Desember 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi vaksin booster untuk varian Omicron
Ilustrasi vaksin booster untuk varian Omicron /Reuters

BULELENGPOST.COM - Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 26 November 2021 menetapkan Omicron sebagai "varian yang diwaspadai".

Meski demikian, badan PBB itu mengatakan belum ada bukti yang mendukung perlunya dibuat vaksin khusus untuk melawan varian itu beserta mutasinya.

Di lain pihak, Pfizer-BioNTech mengatakan mereka akan melanjutkan rencana untuk menyediakan vaksin khusus Omicron di pasaran. Upaya untuk itu sudah mereka lakukan sejak 25 November.

Dilansir dari Reuters, Kamis, 9 Desember 2021, mereka mengatakan rencana untuk memproduksi empat miliar dosis vaksin Comirnaty pada 2022 tetap sesuai jadwal jika vaksin khusus diperlukan.

Baca Juga: Kode Redeem Genshin Impact 9 Desember 2021: Panen Ribuan Primogems Sekarang Juga!

Bahkan jika mulai tersedia pada Maret, vaksin itu belum akan tersedia secara luas, mungkin hanya 25-75 juta dosis pada tahap awal.

Pfizer dan BioNTech juga menjamin vaksin COVID-19 tiga-dosisnya mampu melawan varian Omicron dalam uji laboratorium. 

Temuan tersebut menjadi pertanda awal bahwa dosis penguat (booster) bisa menjadi kunci dalam melindungi manusia dari varian baru virus corona itu.

Kedua perusahaan itu mengatakan dua dosis vaksin mereka menghasilkan antibodi penetralisasi yang jauh lebih rendah, namun masih dapat melindungi dari penyakit parah.

Baca Juga: 20 Hektar Lahan Pertanian di Desa Supiturang Terdampak Erupsi Gunung Semeru

"Garis pertahanan pertama, dengan dua dosis vaksinasi, mungkin bisa ditembus (virus) dan tiga dosis vaksinasi diperlukan untuk mengembalikan perlindungan," kata Direktur Medis BioNTech Ozlem Tuereci dalam konferensi pers.

Pfizer-BioNTech juga mengatakan mereka bisa menyediakan vaksin khusus untuk melawan Omicron pada Maret 2022 jika diperlukan.

Kedua perusahaan itu menjadi produsen pertama vaksin COVID yang merilis perkembangan kemanjuran vaksin mereka terhadap Omicron.

Baca Juga: Asah Kemampuan Design Lewat Game, Semua Bisa Memainkannya

Dalam sampel darah yang diambil sekitar sebulan setelah dosis ketiga diberikan, varian Omicron dinetralisasi dengan efektivitas yang sama dengan dua dosis yang menghalau varian asli yang ditemukan di China.

"Data baru dari Pfizer tentang efektivitas vaksin terhadap Omicron membesarkan hati," kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam cuitannya pada Rabu (8/12).

"Siapa pun yang memenuhi syarat dan belum disuntik dosis ketiga sebaiknya mendapatkan suntikan booster hari ini," kata Biden.

CEO BioNTech Ugur Sahin menyarankan agar negara-negara mempertimbangkan untuk mengurangi jarak waktu pemberian vaksin antara dosis kedua dan ketiga untuk melawan varian baru itu.

Baca Juga: 3 Agenda Utama yang Digaungkan Indonesia dalam G20, Isu Kesehatan Salah satunya

Dia menyebut langkah sejumlah negara, termasuk Inggris, yang memberikan dosis booster tiga bulan setelah dosis kedua, bukan enam bulan seperti sebelumnya.

"Kami yakin inilah cara yang tepat untuk dilakukan, khususnya jika Omicron semakin menyebar, untuk memberikan tingkat perlindungan yang lebih baik di musim dingin," kata Sahin.

Dr. Walter Orenstein, profesor di Vanderbilt dan mantan direktur program imunisasi CDC AS, mengatakan dia menilai data itu menggembirakan karena menunjukkan bahwa vaksin saat ini masih bisa digunakan untuk melawan Omicron.

"Kita mungkin tak harus mengubah vaksinnya," kata dia. "Kita mungkin mampu mengatasi (Omicron) dengan vaksin yang ada sekarang, setidaknya untuk mencegah penyakit parah."

 

Baca Juga: Tersisa 163 Kasus Aktif Covid-19 Provinsi Bali Rabu, 8 Desember 2021

Ilmuwan Pfizer Kena Swanson mengatakan perusahaannya juga mempertimbangkan untuk menguji dua dosis vaksin Omicron pada orang-orang yang belum divaksin.

Temuan Pfizer-BioNTech itu sejalan dengan studi awal para peneliti di Institut Penelitian Kesehatan Afrika di Afrika Selatan, yang pada Selasa (7/12) mengatakan bahwa Omicron secara parsial bisa mengurangi perlindungan dari dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech dan suntikan ketiga mungkin akan membantu menangkal infeksi.

Penelitian terhadap varian baru ini masih berada di tahap awal. Analisis laboratorium di RS Universitas di Jerman menemukan bahwa orang-orang yang telah disuntik tiga dosis memiliki respons antibodi terhadap Omicron 37 kali lebih rendah daripada respons mereka terhadap Delta.

Meski begitu, dua dosis vaksin masih memberikan perlindungan terhadap penyakit parah, kata Pfizer-BioNTech.

Baca Juga: Kode Redeem ML 9 Desember 2021: Skin Trial, Double EXP, dan Fragments Gratis

Sebagian besar struktur permukaan pada paku protein Omicron yang disasar sel-sel T, yang biasanya muncul setelah vaksinasi, tidak terpengaruh oleh mutasi Omicron, kata mereka.

Sel T, bersama antibodi, adalah pilar dari respons kekebalan tubuh dan dipercaya mencegah penyakit parah dengan menyerang sel-sel yang terinfeksi virus.

Untuk kebutuhan analisis, kedua perusahaan menggunakan sebuah virus yang direkayasa (pseudovirus) agar memiliki ciri-ciri seperti mutasi Omicron. Sampel darah lalu dikumpulkan dari subjek penelitian tiga pekan setelah dosis kedua atau satu bulan setelah dosis ketiga.

 Baca Juga: Kode Redeem FF 9 Desember 2021: Vandal Revolt, M1014 Underground Howl, dan MP5 Blood Red Weapon

Hingga saat ini, belum ada data yang cukup tentang bagaimana vaksin dari Moderna, Johnson & Johnson, dan lainnya, bertahan dari Omicron. Namun, perusahaan-perusahaan farmasi itu diperkirakan akan merilis data mereka sendiri dalam pekan-pekan ke depan.***

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah