FAO sebut Krisis Ukraina Mengancam Panen Gandum 2023

- 15 Juni 2022, 19:48 WIB
Gandum
Gandum /Hans/Pixabay

BULELENGPOST.COM - Konflik antara Rusia dan Ukraina telah mempengaruhi akses ke pangan di tingkat global dan dapat memberikan pukulan terhadap panen tanaman gandum pada tahun 2023.

Hal tersebut merupakan perhatian utama dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB yang berbasis di Roma (FAO).

Maximo Torero, Kepala Ekonom FAO mengatakan bahwa tahun ini, akses global ke makanan terhambat oleh harga yang meroket.

Baca Juga: Taman Nasional Yellowstone ditutup akibat Banjir Bandang

"Pada bulan Maret, kami memiliki puncak terbesar dalam indeks harga pangan FAO," kata Maximo Torero dikutip Bulelengpost dari laman Prokerala.

Alasan utama di balik kenaikan harga, kata Torero, adalah bahwa Rusia dan Ukraina adalah eksportir utama sereal, termasuk jagung dan gandum.

Baca Juga: Deretan Beras Rendah Kalori baik untuk Kesehatan

Kedua negara tersebut memproduksi sekitar 30 persen dari pasokan gandum global pada tahun 2021.

"Akibat lonjakan harga tersebut, konsumen dan terutama negara-negara rentan menghadapi tantangan yang cukup besar untuk dapat memperoleh jumlah pangan yang mereka butuhkan saat ini,” imbuhnya.

Baca Juga: Kolaborasi 2 Asosiasi, Geliatkan Kembali Kebangkitan Kepariwisataan di Bali

Rusia adalah pengekspor pupuk nitrogen terbesar di dunia, pemasok pupuk kalium kedua, dan pupuk fosfor ketiga.

“Kami sangat prihatin pada 2023, jika ini tidak diselesaikan, kami bisa mengalami masalah ketersediaan dan akses pangan,” papar Torero.

Baca Juga: Berikut Daftar Menteri Reshuffle Kabinet Indonesia Maju

Konflik Rusia dan Ukraina yang dimulai pada akhir Februari, membuat tidak adanya kepastian apakah Ukraina akan dapat memanen tanaman musim dinginnya dan menanam tanaman musim semi.

Hasil panen diperkirakan akan turun 10 persen di bawah tingkat rata-rata karena aplikasi pupuk yang tertunda atau tidak terjawab dan ketidakmampuan negara untuk mengendalikan hama dan penyakit.

Baca Juga: Menang di Atas Kertas, Persik Kediri Siap Rebut Poin dari Arema FC di Piala Presiden

Torero mencatat bahwa Ukraina juga menghadapi tantangan dalam kapasitas penyimpanan karena kemampuannya untuk mengekspor melalui pelabuhan Laut Hitam benar-benar terhalang.

Di masa lalu, negara ini mengekspor lebih dari 90 persen komoditas pertaniannya.

Baca Juga: Daftar 7 Sate Khas Jawa Timur yang Wajib Dicoba

“Jika petani tidak dapat menjual hasil panennya, mereka akan kekurangan sumber daya keuangan yang dibutuhkan untuk memulai musim tanam berikutnya, dan ini akan sangat mempengaruhi panen 2023,” katanya.

Baca Juga: Lirik Lagu Bali Milu Tuwung Payu Mecelempung dari Lolot Band

"Untuk saat ini, tetap penting untuk memfasilitasi ekspor dari Ukraina untuk membebaskan kapasitas penyimpanan negara dan membantu petani dan keluarga mereka memperoleh pendapatan. Ini juga akan membantu meningkatkan ketersediaan gandum secara global, dan mengurangi tekanan pada harga," katanya.

***

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x