BULELENGPOST.COM --- Pengamat Kebijakan Publik Muhammad Said Didu menyebut enggan memberikan penilaian terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin yang memasuki dua tahun masa pemerintahannya pada Rabu 20 Oktober 2021 lalu.
Keengganannya itu cukup beralasan yakni tak ingin menilai dua tahun kinerja Jokowi-Ma’ruf Amin lantaran tak ingin ghibah.
“Temanya (Indonesia Lawyers Club: Merah-Biru Rapot Kabinet Jokowi–Ma'ruf), saya agak susah mengomentari karena menyatakan dua tahun pemerintahan Jokowi–Ma’ruf,” kata Said Didu.
Baca Juga: Ketua KPK Dukung Wacana Jaksa Agung RI Terkait Hukum Mati Pelaku Garong Uang Rakyat atau Korupsi
Sebagaimana dikutip dari laman Pikiran Rakyat pada Sabtu, 30 Oktober 2021 dalam artikel berjudul "Sebut Tak Tahu Peranan Wapres, Said Didu Enggan Komentari 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin".
“Dan saya menghindari bikin ghibah karena saya tidak tahu peranannya pak Ma'ruf, sampai sekarang, Wakil Presiden itu apa, jadi saya tidak bisa mengomentari dua tahun Jokowi–Ma'ruf,” tuturnya lagi.
Akan tetapi, dia menerangkan bahwa, yang bisa dikomentari olehnya adalah tujuh tahun pemerintahan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Buntut Dugaan Kasus Garong Uang di PT. Asabri, Pakar Hukum Desak Mitra Terdakwa Diselidiki
“Yang bisa saya komentari adalah tujuh tahun pemerintahan Jokowi dan dua tahun bung Arya (Sinulingga) ada di Kementerian BUMN,” katanya sambil tertawa.
Lebih lanjut, menurutnya dua tahun kepemimpinan Presiden Jokowi merupakan akumulasi dari periode pertama (2014-2019).
Baca Juga: Cord dan Lirik Lagu Nanoe Biroe Tresna Sing Harus Ngelahang
“Saya melihat, dua tahun ini sebenarnya adalah akumulasi dari periode pertama yang berlanjut, yang saya berharap ada perbaikan di periode kedua, tapi ternyata semakin menjauh dari yang saya harapkan,” ujarnya.
Baca Juga: 11 Daftar Hotel Karantina Wisman di Kawasan Nusa Dua Bali
Dia juga menuturkan, pernah berharap akan ada perbaikan dari pelbagai hal lantaran menurutnya pemerintahan Presiden Jokowi berpengalaman di periode pertama. Namun dia menyebut, tak sesuai dengan harapannya.*** (Pikiran Rakyat/Irwan Suherman)