Soma Pemacekan Agung, Haturkan Segehan Agung di Depan Pintu, Rahina Keramat Setelah Galungan

2 Maret 2024, 10:52 WIB
Rangda sebagai simbol Adharma /Agto Nugroho/Unsplash

BULELENGPOST.COM - Ini merupakan penjelasan tentang Soma Pemacekan Agung yakni rahinan yang cukup dikeramatkan bagi umat Hindu di Bali.

Soma Pemacekan Agung adalah rainan yang berada di antara Galungan dan Kuningan. Rahinan Soma Pemacekan Agung juga dipercaya merupakan hari yang digunakan untuk melakukan pertemuan bagi mereka yang menjalankan ilmu hitam dan juga putih.

Sehingga, tak jarang biasanya masyarakat akan lebih banyak berada di dalam rumah selama Soma Pemacekan Agung. Dalam artikel ini juga dilengkapi dengan banten yang digunakan untuk melaksanakan Soma Pemacekan Agung.

Lantas apa banten dan makna dari Soma Pemacekan Agung? Dan apa banten yang digunakan untuk melaksanakan rainan tersebut?

Ini merupakan penjelasan tetang Soma Pemacekan Agung yang dikenal sebagai hari keramat dan angker. Lima hari menjelang Kuningan dikenal sebagai rainan Soma Pemacekan Agung.

Baca Juga: Mengenal Soma Pemacekan Agung, Hari Keramat Nanangker di Bali, Haturkan Segehan Agung

Lalu apa makna rainan ini, apa banten yang digunakan untuk merayakan rainan Soma Pemacekan Agung?

Soma Pemacekan Agung juga dikenal sebagai hari keramat di mana bagi umat Hindu pada rainan ini dipercaya sebagai hari pertemuan ilmu hitam atau aji pengiwa.

Dalam pelaksanaannya, Soma Pemacekan Agung dilaksanakan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya segbagai Sang Hyang Pramawara.

Baca Juga: Makna dan Penjelasan Tentang Soma Pemacekan Agung

Dalam pelaksanaannya umat akan menghaturkan upakara untuk memohon keselamatan. Soma Pemacekan Agung jatuh pada Soma Keliwon wuku Kuningan atau 5 hari setelah perayaan galungan.

Dalam lontar Dharma Kahuripan disebutkan: “Pamacekan Agung nga, panincepan ikang angga sarira maka sadhanang tapasya ring Sanghyang Dharma” yang artinya Pemacekan Agung, namanya demikian adalah pemusatan diri dengan sarana tapa kepada Sanghyang Dharma.

Baca Juga: Ramalan Karir dan Keuangan 12 Zodiak Minggu, 14 November 2021

Baca Juga: Beberapa Hal yangn Bisa Memicu Terjadinya Serangan Jantung, Salah satunya Kerja Sift

Selain itu, dalam Lontar Sundarigama juga dijelaskan: Soma Kliwon, pemancekan agung ngaran, masegeh agung ring dengen, mesambleh ayam samalulung, pakenania. Ngunduraken sarwa bhuta kabeh.

Artinya yaitu:

Soma Kliwon (Kuningan) disebut dengan Pemacekan Agung. Pada sore harinya, umat Hindu patut mempersembahkan segehan agung di depan pintu keluar rumah yang dilengkapi sambleh ayam semalulung yang disuguhkan kepada Sang Bhuta Galungan beserta pengiringnya agar kembali ke tempatnya.

Di hari soma pemacekan agung biasanya dilakukan persembahyangan memuja Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Sang hyang Prameswara.

Baca Juga: Lirik Lagu Rich Brian New Tooth

Baca Juga: Pakai DRS Ilegal di Brazil, Hamilton Terancam Kena Penalti

Ketika soma pemacekan agung, biasanya masyarakat akan menghaturkan segehan di depan rumah serta di muka pintu pekarangan yang ditujukan kepada Sang Kala Tiga Galungan berserta pengiringnya.

Dilansir dari berbagai sumber, secara filosofis Pemacekan Agung mengandung makna bahwasanya hari ini manusia diingatkan agar ‘kemenangan’ yang telah ia peroleh melalui pertempuran melawan adharma dijadikan sebagai ‘tonggak’ kebangkitan kesadaran diri, sebagai ‘pengukuhan’ komitmen untuk selalu menjaga martabat kemanusiaan, dan menghindarkan diri dari ‘momo angkara’.

Baca Juga: Banten yang Digunakan untuk Melaksanakan Rainan Soma Pemacekan Agung

Kemudian, tujuan dari Soma Pemacekan Agung adalah mengembalikan Sang Bhuta Galungan beserta para pengikutnya.

Ini juga menjadi penanda batas antara awal dan juga akhir dari kegiatan Galungan yakni 30 hari ke muka dan 30 hari ke belakang yang mana dimulai dari Tumpek Wariga hingga Budha Keliwon Pahang. ***

 

Editor: Gede Apgandhi Pranata

Tags

Terkini

Terpopuler