BULELENGPOST.COM - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan bergerak melemah seiring fokus pelaku pasar yang tertuju ke pertemuan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).
"Hari ini kemungkinan rupiah bisa melemah terhadap dolar AS karena pasar mengantisipasi hasil rapat kebijakan moneter bank sentral AS pekan ini pada Kamis dini hari. Pasar mencari petunjuk kemungkinan tapering pada akhir tahun ini," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Baca Juga: Hari Ini, 3 DTW di Bali Dapat Bantuan Dana dari Kementerian
Dikutip dari Antara News, Senin, 20 September 2021 Ariston mengungkapkan belum ada kepastian soal kebijakan tapering, pasar selalu waspada menjelang kegiatan The Fed ataupun data-data ekonomi penting AS.
Data-data ekonomi AS saat ini sudah membaik dan hal itu mendukung bank sentral untuk memulai kebijakan pengetatan moneternya.
Baca Juga: Makanan Berikut Mampu Membuat Anda Bahagia
Beberapa pejabat tinggi The Fed juga menyuarakan kemungkinan tapering pada akhir tahun. Nilai tukar utama dan regional juga terlihat melemah terhadap dolar AS pagi ini.
"Di sisi lain, membaiknya kondisi pandemi di Tanah Air yang menggerakkan kembali perekonomian, bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS," ujar Ariston.
Jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Minggu, 19 September 2021, bertambah 2.234 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,19 juta kasus.