Tradisi Ngerebong di Pura Agung Petilan

28 November 2021, 18:41 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster menghadiri Tradisi Upacara Ngerebong di Pura Agung Petilan Desa Adat Kesiman /Dok. Pemkot Denpasar

BULELENGPOST.COM - Desa Adat Kesiman Kota Denpasar menggelar Tradisi Ngerebong di Pura Agung Petilan bertepatan dengan Redite Pon Wuku Medangsia pada Minggu, 28 November 2021.

Bendesa Adat Kesiman, I Ketut Wisna saat dijumpai disela pelaksanaan tradisi Ngerebong menjelaskan, konsep Pengerebongan ini adalah dari kata Ngerebu yang berarti suatu pesta oleh raja kepada rakyatnya dengan tatanan yang ada di Desa Kesiman dengan Tata Dewa nya melaksanakan Tata Keraton.

Artinya Sang Pencipta dipersonifikasikan seperti tatanan keraton, ada raja, patih, dan seterusnya.

Baca Juga: Lirik dan Chord Lagu Bali Buleleng 30 November Yong Sagita

Baca Juga: Ala Ayuning Dewasa Senin, 29 November 2021

“Ini membaur dalam satu rangkaian kegiatan dan ada Napak Pertiwi penyatuan dari unsur pertiwi dan akasa dengan Ngereh Lemah, dengan Ngiterin Bhuana di wantilan Pura Agung Petilan sebagai porosnya,” ucapnya.

“Dari luar Desa Adat Kesiman ada dari Pemogan, Sawangan, Sanur, Bekul, dan beberapa desa lagi, itu waktu persembahyangannya menyesuaikan,” imbuhnya.

Baca Juga: The Minions Sukses Raih Gelar 3 Kali Beruntun sebagai Juara Indonesia Open

Baca Juga: Fakta Buah Pepaya yang Jarang Diketahui

Wisna menjelaskan, ritual Pengerebongan ini adalah warisan budaya tak benda yang telah diakui dan terdaftar oleh negara, melalui keputusan Mendikbud tanggal 10 Oktober 2018.

Bendesa Adat Ketut Wisna juga mengatakan ritual yang berlangsung sehari ini diikuti oleh 31 banjar di wilayah Desa Adat Kesiman serta pelawatan Ida Bhatara dari beberapa Pura di luar wilayah Kesiman yang memiliki keterkaitan dengan Kesiman antara lain Sanur, Bukit Jimbaran, Pemogan, Bekul, Tohpati.

Baca Juga: Ramalan Lengkap Zodiak Sagitarius Senin, 29 November 2021

Dalam prosesi Ngrebong, dimulai dengan mengitari wantilan Pura Agung Petilan sebanyak 3 kali. Saat mengitari wantilan inilah kerauhan (kesurupan_red) massal terjadi.

Hingga beberapa pemedek yang mengalami kerauhan akan menusukan sebilah keris ke bagian tubuhnya yang dikenal dengan istilah ngurek.

Baca Juga: Puas di Posisi Kedua Ajang Indonesia Open 2021, Greysia Polii: Kami Sudah Pernah Merasakan Menang

Sementara itu Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa yang berkesempatan hadir berharap pelaksanaan Tradisi Ngerebong di Desa Adat Kesiman Kota Denpasar ini dapat menyeimbangkan alam semesta beserta isinya.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Provinsi Bali Minggu, 28 November 2021

“Pelaksanaan Yadnya ini tentu sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Diharapkan upacara Yadnya Ngerebong ini dapat memberikan energi Dharma yang dapat memancarkan hal positif bagi jagat Bali serta menetralisir hal- hal negatif melihat berbagai macam situasi yang terjadi dewasa ini demi terciptanya keseimbangan jagat beserta isinya", pungkasnya. ***

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma

Tags

Terkini

Terpopuler