Makna Hari Buda Cemeng Kelawu di Bali Menurut Ajaran Hindu

- 11 Agustus 2021, 06:00 WIB
Canang
Canang /Sunemo / Pixabay

BULELENGPOST.COM - Setiap datangnya hari Buda Wage Kelawu yang jatuh setiap 210 hari (6 bulan hitungan kalendar Bali), serempak oleh umat Hindu Bali dirayakan sebagai hari turunnya kemakmuran, berupa uang, emas, dan materi lainnya.

Hari suci turunnya Bhatara Rambut Sedana adalah jalan untuk menambah keyakinan bahwa segala usaha dan upaya yang dibarengi dengan kerja keras dan doa, adalah jalan dharma yang terbaik bagi umat manusia untuk memperoleh kekayaan, kemakmuran dan kebahagiaan.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 di Provinsi Bali per 9 Agustus 2021 : Pasien Sembuh Bertambah 1.123 orang

Hari jatuhnya kemuliaan ini atau disebut juga sebagai hari Buda Cemeng Kelawu, menjadi perayaan hari suci yang lebih spesifik bagi keyakinan umat Hindu di Bali untuk memohonkan turunnya rejeki, berkah kekayaan dan kemakmuran.

Pemujaan dan permohonan berkah, kekayaan, kedermawanan serta kemakmuran ini oleh umat Hindu ditujukan kepada Bhatara Rambut Sedana atau Bhatara Sri Sedana.

Baca Juga: Kasus Dana Masker Miliaran, Inspektorat Segera Periksa Dinkes Bali

Dalam hal ini adalah Dewi Laksmi atau Dewi Sri, sakti dari Dewa Wisnu sehingga hari Buda Cemeng Kelawu ini sering juga di sebut sebagai hari raya Sri Rambut Sedana.

Dalam agama Hindu, Dewi Laksmi adalah dewi kekayaan, kesuburan, kemakmuran, keberuntungan, kecantikan, keadilan, dan kebijaksanaan. Seperti yang dijelaskan dalam kitab-kitab Purana, Dewi Laksmi adalah ibu dari alam semesta ini.

Baca Juga: Jokowi Ultimatum Pejabat Pemerintah dalam Urusan Perizinan

Halaman:

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x