Makna dan Arti Tamiang, Ter dan Endongan Saat Hari Suci Kuningan

- 22 November 2021, 12:27 WIB
Tamiang sebaai salah satu saranan upacara saat perayaan kuningan
Tamiang sebaai salah satu saranan upacara saat perayaan kuningan /Gede Apgandhi Pranata/Bulelengpost

BULELENGPOST.COM --- Memasuki perayaan Kuningan tentu umat Hindu merayakannya dengan suka cita dengan berbagai saran upacara di dalamnya.

Namun jika Anda memperhatikan, ada satu sarana yang hanya ada saat Kuningan yakni tamiang. Tamiang terbuat dari janur (dibeberapa tempat ada yang menggunakan ental/ lontar) yang berbentuk bulat dan memiliki diameter berbeda-beda serta memiliki hiasan yang berbeda-beda.

Tamiang dikatakan sebagai symbol dari Dewata Nawa Sanga karena menunjukkan 9 arah mata angin. Dewata Nawa sanga adalah sembilan dewa atau manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menjaga atau menguasai sembilan penjuru mata angin.

Baca Juga: Daftar Dasa Awatara menurut Kepercayaan umat Hindu di Bali

Dan sembilan dewa itu adalah Dewa Wisnu, Sambhu, Iswara, Maheswara, Brahma, Rudra, Mahadewa, Sangkara, dan Siwa.

Dalam hari raya Kuningan biasanya tamiang dipasang di rumah dan di pelinggih. Tamiang ada dua jenis yakni:

Tamiang Hias
Tentu dari kata hias kita telah mengetahui jika tamiang hias memang diperuntukkan dalam acara tertentu seperti pernikahan dan sebagainya.

Tamiang hias biasnaya tidak bersisi porosan sebab memang tamiang jenis ini untuk acara biasa.

Baca Juga: Tumpek Landep, Pertajam Keimanan dan Intelegensi Umat Hindu di Bali

Halaman:

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x