Makna Siwaratri dan Hal yang Dilaksanakan dalam Siwaratri

- 31 Desember 2021, 10:30 WIB
ilusterasi Patung Dewa Siwa
ilusterasi Patung Dewa Siwa /arpitade3/Pixabay

 

BULELENGPOST.COM --- Siwaratri merupakan salah salah satu hari suci bagi umat Hindu. Dimana Siwaratri jatuh setiap setahun sekali berdasarkan kalender Isaka yaitu pada purwaning Tilem atau panglong ping 14 sasih Kepitu (bulan ke tujuh) dalam perhitungan kalender bali sebelum bulan mati (Tilem), dalam kalender Masehi jatuh setiap bulan Januari.

Sehari sebelum Tilem Kepitu biasanya dikenal sebagai malam Siwaratri, dimana umat hindu akan mengadakan persembahyangan dan perenungan dosa.

Baca Juga: Hari Raya Galungan, Kunjungan ke Tanah Lot Bali Meningkat

Siwaratri berasal dari kata Siwa dan Ratri yang dalam bahasa Sansekerta, kata Siwa memiliki makna baik hati, memaafkan, membahagiakan, Siwa juga merupakan manifestasi Tuhan sebagai pelebur atau prelina.

Sedangkan kata Ratri memiliki makna kegelapan sehingga Siwaratri bisa diartikan sebagai peleburan kegelapan menuju jalan terang.

Baca Juga: Makna Purnama Tilem

Dalam menjalankan Siwaratri, setidaknya ada 3 brata yang dilaksanakan yakni:

UPAWASA, yang dalam bahasa Sanseketa mempunyai arti puasa tidak makan dan tidak minum, tujuannya untuk lebih fokus menerima energy suci dari Tuhan.

Baca Juga: Makna dan Arti Tamiang, Ter dan Endongan Saat Hari Suci Kuningan

MONA atau MOUNA, yang mempunyai arti tidak mengucapkan kata-kata atau berbicara, tujuannya agar mudah terhubung dengan keheningan didalam hati kita.

JAGRA atau TAN MRENA, yang memiliki arti tidak tidur, tetap terjaga atau begadang, tujuannya agar fokus pada rasa bakti yang mendalam kepada Dewa Siwa.

Baca Juga: Mantram untuk Hari Suci Saraswati

Tingkatan Brata Siwaratri ada 3 (tiga), yaitu :
UTAMA: Terdiri dari Upawasa, Mona dan Jagra
MADYA: terdiri dari Mona dan Jagra atau Upawasa dan Jagra.
NISTA: terdiri dari Jagra.

Dirangkum dari berbagai sumber, ketiga brata itu biasnaya dilaksakan selama 24 jam atau dilakukan sejak matahari terbit hingga keesokan harinya saat matahari terbit kembali.

Baca Juga: Hari Suci Saraswati, Turunnya Ilmu Pengetahuan

Adapun tingkatan Jagra pada Brata Siwaratri terdiri dari :
UTAMA: Mulai dari saat matahari terbit sampai esok harinya saat matahari terbit juga (selama 24 jam)
MADYA: Mulai tengah hari sampai esok hari saat matahari terbit (selama 18 jam)
NISTA: Mulai sore hari saat matahari terbenam sampai esok hari saat matahari terbit (selama 12 jam).

Baca Juga: Daftar Dasa Awatara menurut Kepercayaan umat Hindu di Bali

Selama waktu pelaksanaan Brata Siwaratri kita sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut, seperti:

Fokus pada rasa bakti yang mendalam terhadap Dewa Siwa seperti sebanyak mungkin melakukan penjapaan mantra Dewa Siwa (Om Namah Shiwaya), diucapkan dalam hati dan bisa juga melakukan meditasi, atau bisa juga dengan melakukan pelayanan dan melakukan kebaikan terhadap mahluk hidup lainnya.

Baca Juga: Dewata Nawa Sanga, 9 Penguasa Penjuru Mata Angin menurut Konsep Hindu Dharma di Bali

Fokus pada ajaran suci dharma seperti, membaca buku suci, mendengarkan dharma wacana, dan sebagainya.

Menahan diri dari perbuatan yang melanggar dharma, seperti tidak mencuri, menipu dan jangan menyakiti orang lain.

Baca Juga: Doa untuk Mengatasi Rasa Takut

Menahan diri dari semua perkataan yang melanggar dharma, seperti tidak marah, tidak memaki, tidak menghina dan tidak menjelekkan orang lain.

Dalam pelaksanaannya, umat hendaknya melaksakan Brata Siwaratri sesuai dengan kemampuan, kondisi dan situasi serta tidak ada unsur paksaan. ***

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah