Mengenal Rainan Tumpek Kandang, Makna, Banten Hingga Doa yang Digunakan untuk Melaksanakannya

- 25 Maret 2023, 05:43 WIB
UNIK! Tumpek Kandang di Bali Sabtu, 27 Agustus 2022 dilaksanakan cukup unik. Di mana pelaksanaan Tumpek Uye dibarengi dengan vaksinasi kepada kucing dan anjing.
UNIK! Tumpek Kandang di Bali Sabtu, 27 Agustus 2022 dilaksanakan cukup unik. Di mana pelaksanaan Tumpek Uye dibarengi dengan vaksinasi kepada kucing dan anjing. /Putu Manik/Singaraja Post

 

BULELENGPOST.COM - Tumpek Kandang adalah rainan yang datang setiap enam bulan sekali berdasarkan perhitungan Kalender Bali atau 210 hari.

Rainan ini juga dibeberapa wilayah di Bali disebut sebagai otonan hewan, Oton Wewalungan maupun Tumpek Wewalungan. Saat Tumpek Kandang, umat Hindu di Bali yang memiliki hewan peliharaan akan membuatkan upakara.

Tumpek Kandang yang juga dikenal dengan rainan Tumpek Uye merupakan upcara yang datang berdasarkan pertemuan Sabtu atau Saniscara Kliwon wuku Uye.

Baca Juga: Daftar Rainan Menjelang Akhir Januari 2022, Ada Tumpek Kandang dan Purnama

 

Makna dan banten atau upakara dari Tumpek Uye ini termuat dalam lontar yakni Lontar Sundarigama.

Baca Juga: Doa atau Mantra untuk Upacara Tumpek Kandang (Tumpek Uye)

Dalam Lontar Sundarigama disebutkan jika saat Tumpek Uye semua jenis binatang diupacarai.

Terkait pelaksanaan upacaranya maupun sarana upakaranya sama dengan saat otonan manusia.

Hal ini dikarenakan hewan atau binatang ini dijiwai oleh Sang Hyang Rare Angon.

Baca Juga: Makna dan Tujuan dari Tumpek Uye (Tumpek Kandang) di Bali,

Manusia merupakan makhluk utama daripada binatang dan Sang Hyang Rare Angon menjadikan binatang sebagai badan utama Beliau.

Adapun banten yang digunakan berbeda antara binatang jantan dan betina.

Untuk yang jantan bantennya tumpeng, sesayut 1, panyeneng, reresik, jerimpen, canang raka.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Liga1 Indonesia Sabtu, 27 Agustus 2022, Bali United vs Persik Kediri

Dan untuk yang betina sama seperti ternak jantan hanya ditambah ketipat belekok blayag, pesor.

Sedangkan untuk unggas bantennya ketupat kedis, ketupat sidha purna, bagia, penyeneng, tetebus kembang payas.

Menurut buku yang diterbitkan oleh I Gede Dopang Budiawan dari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, ketiga tingkatan banten tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Banten Alit (terkecil/nista)
Pras Penyeneng, Guru, tegen-tegenan yang isinya nasi yang dibungkus dengan daun pisang, buah pinang yang lebih dari satu biji, kemudian dilengkapi dengan daksina yang berisi kelapa yang sudah dihilangkan kulitnya, telur, tipat, beras secukupnya, dan diatasnya ditaruh canang sari.

Baca Juga: Daftar Dasa Awatara menurut Kepercayaan umat Hindu di Bali

Banten Madya (sedang)
Sesayut, pengambean, pengulapan, pras pemyeneng, dan jerimpen kemudian juga dilengkapi dengan daksina yang berisi kelapa yang sudah dihilangkan kulitnya, telur, tipat, beras secukupnya, dan diatasnya ditaruh canang sari.

Selanjutnya wakul, wakul ini terbuat dari daun ron atau daun dari pohon sengon, kemudian tangkih yang dibuat dari daun kelapa atau janur yang isinya saur, kacang, dan telur, serta dilenkapi dengan sampian latih guak.

Banten Agung (utama)
Sayut pengambean, pras penyeneng, banten guru, sayut pengulapan, pucak manik,, banten penyegjeg, banten pengiring, sayut tebasan, sayut telepokan, tegentegenan, dan banten guling.

Baca Juga: Daftar Pura Kahyangan Jagat di Buleleng, Salah Satunya untuk Kelancaran Usaha

Banten guru yang isinya tumpeng, telur, pisang empat biji, sampai dengan gambah, banten bguling yang berisikan aledan tajuh, tumpeng 2 buah, pisang, cemper, sertadilengkapi dengan sampian yang terbuat dari janur banten guling ini ditaruh disebelah guling.


Dan berikut ada mantra atau doa yang dipergunakan dalam upacara Tumpek Kangdang.

Upacara Tumpek Kandang dengan Banten Alit
Om indata hita Sang Rare Angon anganturajken praspenyeneng, daksina, angaturaken ring Sang Angambel urip para wewalungane, amogitha anglungsur panugrahan ngicenin keslamatan lan kerahayuan kedirghayusaan.

Baca Juga: Arti dan Makna Penjor Galungan

Terjemahannya :
Semoga bahagia Sang Rare Angon mempersembahkan mempersembahkan daksina, mempersembahkan atas nama Tuhan yang memelihara hewan berkaki empat, memeohon penganugrahan semoga memberikan keselamatan panjang umur.

Upacara Tumpek Kandang dengan Banten Madya

Om Sri namah, namah swaha
Om puja sanjana astra, sastra pakulun angadeg Sang Rare Angon, reh manusan nira angaturin inggihan wewantenan sane katur sesayut pengulapan, pengmbean,lan pisang guru. yening wenten sekirang langkung, niki wenten berasa sokan, jinah satak laweh stukal sane katur ring peras agung, amogitha nunas pengampura. Om Ang, Mang, Namah Swaha.

Baca Juga: Upacara Rangkaian Menyambut Galungan dan Kuningan

Terjemhannya :
Ya Tuhan dalam menifestasi sebagai Sang Rare Angon, hamba-Mu mengaturkan kepada-Mu sesaji berupa sesayut pengulapan, pengambean, dan pisang guru, jikalau ada kurang lebih ini hamba mempersembahkan mempersembahkan pengambean, uang 200 kepeng benang segulung, dan kalau ada yang kurang hamba mohon maaf.

Upacara Tumpek Kandang dengan Banten Agung (Utama)
Ong Ide te kita pada saking purwa desa sinangaken tapa muliha kita maring purwa desa, manebah te kita maring Sang Hyang Iswra lan Sang Rare Angon. Om sang namah linggan tan wus sang mangkana, pasang sarga kita ring Sang Hyang Iswara.

Baca Juga: Mantra yang Bisa Digunakan saat Galungan, Kuningan dan Pagerwesi

Arwa tan te kita, arwa tan kita, menganti tikena Sang Hyang Rare Angon, angaturin Ida wewantenan sane akatur sesayut pengambean, penyegjeg lan pengulapan, reh manusan nira angaturin amogitha nglungsur kerahayuan kerahajengan, lan keselamatan, kirang langkung atur tityang, tityang nunas pengampura, beras sokan , jinah satak lawes tukel sane katur ring pras agung.

Terjemahannya :
Ya Tuhan yang bersetana di timur, yang bersetana dan ber yoga dengan sangat mulia hamba dari arah timur, menyembah-Mu dalam wujud Sang Hyang Iswara dan Sang
Hyang Rare Angon.

Baca Juga: Dewata Nawa Sanga, 9 Penguasa Penjuru Mata Angin menurut Konsep Hindu Dharma di Bali

Setelah itu memohon maaf kepada-Mu Sang Hyang Iswara sebagai pengganti Sang Rare Angon, menghaturkan kepda-Mu sesaji yang dipersembahkan sesayut pengambean, penyegjeg lan pengulapan, karena hamba-Mu mempersembahkan dengan kerendahan hati memohon keselamatan kurang lebih permohonan hamba mohon maaf, beras sewakul, benagng segulung, uang 200 kepeng, yang hamba persembahkan dalam bentuk pras agung.

***

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x