Banten yang Digunakan untuk Melaksanakan Sugihan Jawa, Hindari Melakukan Aktifitas ini

- 21 Februari 2024, 19:53 WIB
Ilusterasi banten Bali
Ilusterasi banten Bali /dok. Gede Apgandhi Pranata/ Bulelengpost

BULELENGPOST.COM - Ini merupakan banten yang digunakan dalam melaksanakan Sugihan Jawa yang jatuh pada Wrespati Wage Wuku Sungsang.

Sugihan Jawa adalah rangkaian dari rahina Galungan dan Kuningan. Di mana Sugihan Jawa ini juga menjadi waktu untuk melaksanakan pembersihan bhuana agung.

Sugihan Jawa dan Sugihan Bali adalah dua rainan yang menjadi rangkaian menuju Galungan, di mana rainan ini saling memiliki keterkaitan.

Dalam artikel ini juga dimuat tentang mantra untuk melaksanakan Sugihan serta lengkap dengan penjelasannya.

Berkut ini adalah penjelasan tentang Sugihan Bali dan Sugihan Jawa yang menjadi rangkaian dari Galungan.

Lontar Sundarigama menyebutkan bahwa Sugihan Jawa dikenal sebagai Parerebuan yakng memiliki makna penyucian.

Baca Juga: Ini Makna Sugihan Bali, yang Bertepatan dengan Kajeng Kliwon Lengkap dengan Bantennya

Yang disucikan adalah alam semesta atau Bhuana Agung. Sedangkan untuk Sugihan Bali bermakna penyucian diri atau Bhuana Alit.

Sugihan Bali juga dikenal dengan Raga Tawula. Kedua Sugihan ini merupakan saling keterkaitan dan seharusnya dijalankan keduanya.

Masih dalam Lontar Sundarigama, saat Sugihan Jawa selain melakukan persembahyangan juga dilakukan pembersihan pada Sanggar, Parahyangan dan tempat suci.

Baca Juga: Rangkaian Galungan Dimulai dari Tumpek Pengarah dan Berakhir pada Pegatwakan

Sebab pada Sugihan Jawa juga dipercaya para Dewa turun ke bumi dan malinggu di Sanggar dan Parahyangan atau tempat suci.

Sedangkan untuk penyucian diri bisa dengan melakukan melukat di Gria atau sumber air.

Rainan Sugihan Jawa datang pada Wrespati Wage Wuku Sungsang.

Adapun mantra atau doa yang digunakan saat melaksanakan Sugihan Jawa sebagai berikut:

Mantra atau Doa Sugihan

Om Brahma Wisnu Iswara Dewam

Jiwatmanan Trilokanam

Sarwa jagat pratistanam

Suddha klesa winasanam

Baca Juga: Tukarkan Kode Redeem Arena Breakout 18 Juli 2023! Ready For Battle!

Artinya:

Om Hyang widhi dalam wujud Brahma Wisnu dan Iswara

Yang menjiwai ketiga dunia ini (bhur, bwah, swah)

Sucikanlah seluruh jagat raya

Bersihkanlah dari segela kotoran

Baca Juga: Fakta Kepribadian Kelahiran Soma Wage Julungwangi Senin, 17 Juli 2023

Adapun saranan atau banten yang digunakan untuk melaksanakan Sugihan Jawa menyesuaikan dengan kemampuan umat.

Namun dalam buku yang sama disebutkan bahwa banten untuk melaksanakan Sugihan Jawa adalah Suci berupa peras tulung sayut, nasi untek 5 bungkul, raka, porosan, sampian pusung, daging ayam, urab barak, urab putih, sate ayam brumbun, dan canang sari.

Baca Juga: Anggara Kasih Julungwangi, Banten dan Pejelasannya

Kemudian usai melaksanakan pangererebuan atau pembersihan, banten ditempatkan di hadepan bangunan suci, rumah atau lebuh dan diberikan tetabuhan berupa arak berem.

Untuk di Sanggah menggunakan pejati, penyeneng, canang pasucian, ayaban tumpeng 5 bungkul, ajengan dengan guling itik atau ayam putih, prayascita, beyakawonan dan banten pangarerebuan.

Baca Juga: Ramalan Mingguan Capricorn berlaku 16-22 Juli 2023

Rainan Sugihan Bali datang pada Sukra Kliwon Wuku Sungsang. Sebenarnaya ada satu lagi Sugihan namun jarang dilaksanakan yakni Sugihan Tenten.

Sugihan ini terjadi pada Buda Pon Wuku Sungsang. Saat Sugihan Tenten, umat akan melakukan persiapan berupa bersih-bersih di area merajan, hingga pura.

Ala Ayuning Dewasa Sugihan Jawa, Wrespati Wage Wuku Sungsang, Kamis, 21 Februari 2024

  • Ayu Badra. Baik untuk memulai suatu usaha, bercocok tanam, membangun. (Alahing dewasa 2).
  • Ayu Nulus. Baik untuk segala usaha. (Alahing dewasa 2).
  • Banyu Urug. Baik untuk membuat bendungan. Tidak baik untuk membuat sumur. (Alahing dewasa 3).
  • Carik Walangati. Tidak baik untuk melakukan pernikahan/wiwaha, atiwa-tiwa/ngaben dan membangun rumah. (Alahing dewasa 3).
  • Catur Laba. Baik untuk bepergian menuju arah utara, upacara Manusa Yadnya, dan Pitra Yadnya. (Alahing dewasa 4).
  • Kala Lutung Magelut. Baik untuk membuat/meramu obat-obatan, mencampur sadek (makanan jangkrik), mulai membikin sawuh, melakukan tapa brata. Tidak baik untuk berburu. (Alahing dewasa 3).
  • Kala Pati. Baik untuk membuat jerat dan memasangnya, pembuat pengrusak. Tidak baik untuk semua upacara dan pekerjaan yang lainnya. (Alahing dewasa 3).
  • Kala Rumpuh. Tidak baik untuk pindah rumah, memulai memelihara ayam, itik, sapi, kerbau, kambing, babi (ternak). (Alahing dewasa 3).
  • Salah Wadi. Tidak baik untuk melakukan Manusa Yadnya (wiwaha, mapendes, potong rambut dll.) Pitra Yadnya (Penguburan, atiwa-tiwa/ngaben, nyekah, ngasti dll. (Alahing dewasa 3).
  • Sampi Gumarang Turun. Baik untuk menanam padi, jagung, dan membangun rumah. (Alahing dewasa 4).
  • Titibuwuk. Baik untuk menghilangkan penyakit karena guna-guna dan sejenisnya. Tidak baik untuk memulai suatu pekerjaan penting bepergian, membuat tangga/banggul. (Alahing dewasa 3).
  • Pararasan: Laku Bulan, Pancasuda: Bumi Kepetak, Ekajalaresi: Bagna Mapasah, Pratiti: Separsa

***

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah