Merger Indosat-Tri Dinilai Untungkan Konsumen Telekomunikasi di Indonesia

- 4 Oktober 2021, 10:37 WIB
Merger indosat dan tri dinilai mampu untungkan konsumen telekomunikasi di Indonesia
Merger indosat dan tri dinilai mampu untungkan konsumen telekomunikasi di Indonesia /Antara News

BULELENGPOST.COM - Pengamat telekomunikasi dari ITB Joseph M Edward menilai merger (penggabungan) antara dua raksasa telekomunikasi Indosat dan Tri dapat menciptakan industri telekomunikasi yang lebih sehat sekaligus menguntungkan.

“Penggabungan ini bisa menciptakan layanan dan inovasi terbaik, yang didorong terciptanya struktur pasar dan industri yang lebih kompetitif,” kata Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB Joseph M Edward, di Jakarta, Senin 4 Oktober 2021

Baca Juga: 126.000 Galon Minyak Tumpah di Lepas Pantai California, Puluhan Ribu Satwa Liar dan Ikan Mati

Dilansir dari Antara News, Senin, 4 Oktober 2021, Joseph menilai Indosat merupakan operator yang mampu memberikan layanan telekomunikasi dari hulu ke hilir bagi korporasi hingga konsumen sebagai pengguna akhir layanan internet, sementara Tri unggul dalam layanan data.

Penggabungan jaringan dan alokasi spektrum (aset jaringan) Indosat dan Tri dapat semakin memperluas jangkauan 4G dan menghadirkan kecepatan internet yang lebih cepat bagi pelanggan.

Baca Juga: Polda Metro Jaya: Selama Operasi Patuh Jaya, Kendaraan Roda Dua Paling Banyak Melanggar

Menurut catatan, jumlah BTS 4G setelah penggabungan Indosat-Tri mencapai 97,863 BTS, terdiri atas 66,313 BTS milik Indosat dan 31,550 BTS milik Tri.

“Indosat dikenal kuat pada infrastruktur jaringan, sedangkan Tri dikenal dengan operator yang memberikan layanan data unlimited baik volume maupun basis waktu, yang jika disatukan memiliki kekuatan besar dalam memperluas layanan hingga ke seluruh wilayah Tanah Air,” katanya.

Untuk mempercepat transformasi digital dan pengembangan potensi daerah, Indosat belum lama ini telah memperluas jangkauan layanan 4G/LTE di 124 desa terpencil, dan ditargetkan mencapai 645 desa terpencil pada tahun 2020.

Baca Juga: Meski Pandemi Covid-19, No Time to Die Raup Pendapatan Rp1,6 Triliun

Dia juga menambahkan, dalam mempercepat peningkatan kapasitas dan perluasan jaringan, Indosat-Tri yang akan berganti nama menjadi Indosat Ooredoo Hutchison itu sejatinya tidak memiliki kesulitan, karena dibackup pemegang saham yang berbasis di Qatar dan Hongkong.

Indosat Ooredoo Hutchison dapat memanfaatkan pengalaman, komitmen dan keahlian Grup Ooredoo dan CK Hutchison dalam hal jaringan, teknologi, produk dan layanan. Selain juga bisa memanfaatkan operasi multinasional mereka yang mencakup pasar utama di Eropa, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Pacific.

Untuk era 5G, ia menjelaskan Indosat Ooredoo Hutchison juga tidak akan memiiki kesulitan karena telah telah menggelar uji jaringan layanan 5G di sejumlah kota di Indonesia.

Baca Juga: 13 Tahun Sukses Perankan James Bond, Daniel Craig Akhirnya Masuk Hollywood Walk of Fame

Dari sisi frekuensi, penggabungan Indosat dan Tri telah menggenggam spektrum frekuensi sebesar 72,5 MHz terdiri atas frekuensi 900 MHz (2 X 12,5), frekuensi 1800 MHz (2 X 20, 2 X 10), dan frekuensi 2100 MHz (4 X 15).

Penggabungan Indosat-Tri juga dinilai menyatukan dua bisnis yang saling melengkapi untuk menciptakan perusahaan telekomunikasi dan internet digital kelas dunia, lebih kuat secara komersial dan lebih kompetitif.

“Jumlah pemain telekomunikasi di Indonesia idealnya 4 operator, sehingga mudah mengawasi layanan kepada konsumen sesuai dengan service level agreement yang disediakan operator,” imbuhnya.***

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah